Habakuk
Jadi hari
ini gue akan coba untuk upload ke blog semua renungan gue..
Tapi sebelum
itu, myself, gue mau cerita dulu
permasalahan gue..
Semoga walau
ini cuma berbentuk tulisan, Tuhan membaca nya walau di ‘atas sana’ gak ada
internet wkwk.
SMA harusnya
menjadi momen yang indah buat gue, bukan buat gue juga, tapi buat semua orang,
ya kan? SMA harusnya menjadi saat yang gak akan dilupakan saat gue tua nanti..
SMA harusnya, begitulah, seperti yang film, novel, sinetron, bahkan iklan
paparkan itu..
Tapi kenapa
semuanya terlihat begitu.. Ironis..
Mungkin, dan
semoga aja cuma karena gue yang selama ini negative thinking, dan jika emang
iya, Tuhan tolong bantu aku supaya bisa merubah sifatku itu ya Bapa..
Apa yang
membuat gue menjadi berpikiran seperti ini? Ada beberapa factor sih.. Yang
pertama itu factor dari sekolahnya sendiri.. Gue pernah dan masih berpikir
kalau gue salah masuk sekolah masa.. Sekolah gue terlalu berat.. Gue sekolah di
SMA 61, dimana kelas X nya sudah diforsir untuk masuk PTN terbaik.. Yep indeed it is good, but it kills me and
my time.. Lalu, sekolah ini juga gak punya waktu libur yang setara dengan
sekolah lainnya.. Kabarnya pas kelas 12 Ulangan Sekolah bahkan kita liburnya
harus gantian coba, gak full-week.. Dan selain itu, liburnya cuma pas UN aja..
Stress enough? Not yet!
Karena itu
dari sekolahnya sendiri, sudah resiko buat gue untuk beradaptasi dan taat apa
adanya terhadap apa yang ada.. Tapi ada masalah lain, masalah yang entah kenapa
kok rasanya harus gue yang dapet..
Masalah ini
bukan karena factor apapun, setidaknya gue berpikir seperti itu. Di SMA, gue
belom punya temen sepermainan.. Gue sedih.. Bapa, jika Bapa membaca tulisan
ini, sekarang Bapa tahu (aku tau kalo Bapa selalu tau kok) kalau aku menangis.
Gue punya sahabat, tapi gue gak punya temen sepermainan.. Loh kok gitu? Iya,
sahabat gue sahabat dari SMP, cewek, namanya yah gak usah disebutlah ya. Dia
udah baik banget, but ya itu, Sahabat itu beda sama Temen Sepermainan.. Sahabat
itu adalah orang yang ngertiin gue dengan batas nya dia sendiri.. Tapi temen
sepermainan itu, yah kalo bahasa inggrisnya Brother lah! Gue bingung kenapa gue
gak punya temen sepermainan.. Apa mereka takut? Apa ada sesuatu dari gue yang
berbeda? Kenapa Bapa? Am I different?
Temen
sepermainan gue yang hampir mendekati temen sepermainan adalah temen sebangku
gue, cowok.. Ofcourse, gak perlu gue sebutin kan kenapa temen sepermainan itu
gak boleh sesama jenis? Oke. Dan dia pun itu juga belom menjadi temen
sepermainan gue karena.. entahlah.. kayaknya gue atau dia seperti membuat
penghalang gak terlihat yang menghalangi hubungan pertemanan ini..
Mungkin myself pikir ini kok kayaknya ambigu dan
gak jelas banget ya? Think again, myself.. It is hurting me, myself..
Cukup
curhatnya, terimakasih myself.
Kembali ke Habakuk
Gue baru
baca kitab Habakuk, kitab nya singkat, cuma 3 pasal doang, dan isinya pake
sudut pandang pertama yaitu Nabi Habakuk sendiri.. Gue baru tau Alkitab bisa
menjadi sekeren ini haha, cobalah baca bahasa Inggrisnya, myself, anda akan
tercengang..
Ada beberapa
point yang ini gue ambil dari Kitab Habakuk ini..
1. Nabi bisa
mengeluh.
Bukan dalam
arti yang jelek dan mengejek ya.. Nabi Habakuk waktu itu jera dan enggan untuk
melihat sekelilingnya, yang mana orang orang benar ditindas oleh orang orang
farisi saat itu.. Dia mengeluh.. Tapi guess what? Dia mengeluh dalam doa..
Inilah alasan mengapa gue menulis curhatan gue di awal.. Gue berharap keluhan
gue menjadi doa.. Semoga Tuhan baca walau gue gak ngerti caranya gimana..
Habakkuk 1 :
2-4
2 O Lord,
how long must I call for help before you listen, before you save us from
violence?
3 Why do you
make me see such trouble? How can you endure to look on such wrongdoing?
Destruction and violence are all around me, and there is fighting and
quarrelling everywhere.
4 The law is
weak and useless, and justice is never done. Evil people get the better of the
righteous, and so justice is perverted.
2. Saat
orang orang di sekeliling mu berbuat jahat dan kau tak berdaya
Untuk lebih
realistisnya, perbuahan ‘jahat’ disini tuh gak selalu yang berat-berat seperti
membunuh dll, gue masih pelajar! Gue ambil contoh simplenya, ngebully temen..
Yep, temen gue ada yang dibully sama temen sekelas gue.. Gue gak berdaya
berbuat apa-apa.. Kalo gue ngebela entar gue juga kena bully, kalo gak gue belay
a gitu.. Kalau kasus nya begini, berserah aja, bawa dalam doa, myself..
3. Apa
maksud mu, Bapa..?
Habakkuk 1 :
12-13
12 Lord,
from the very beginning you are God. You are my God, holy and eternal. Lord, my
God and protector, You have chosen the Babylonians and made them strong so that
they can punish us.
13 But how
can you stand these treacherous, evil men? Your eyes are too holy to look at
evil, and you cannot stand the sight of people doing wrong. So why are you
silent while they destroy people who are more righteous than they are?
Jadi dalam
kitab Habakkuk ini diceritakan kalau Bapa menghukum orang orang dari kaum
Habakuk sendiri dengan mengirim orang orang Babilonia untuk menindas negeri
mereka.. Tuhan menjadikan orang orang Babilonia itu lebih kuat dari
sebelumnya.. Kenapa itu harus terjadi..?
Setelah gue
baca keseluruhan kitab ini, pada akhirnya Tuhan melakukan itu agar bangsa
Babilonia bisa dihukum.. Entahlah, gue bukan pendeta atau punya pendidikan di
bidang agama yang tinggi, nilai ulangan gue aja remed, Bapa.. Tapi yang bisa
aku ambil adalah, rencanaMu spesial (tidak, aku tidak mau bilang rencanaMu
aneh). Semuanya terjadi karena alasan, alasan yang dalam Pengkhotbah dibilang
hanya Tuhan yang boleh tau karena ada batas dimana manusia gak boleh tau lagi..
Jadi itu,
yang baru bisa gue ambil dari renungan gue malem ini..
Lalu apa
hubungan nya sama curhatan gue..?
Well, gue
akan mulai berpikir kalau gue sekolah di SMA ini memang adalah rencana Tuhan
despite ketidakmampuan gue dalam bidang ekonomis jika dibanding dengan siswa
lainnya.. Gue akan menyerahkan semua kasus kasus nyata kedalam doa (gue
usahakan).. Dan gue akan berusaha untuk percaya kalau gue, soloing all the way
in the school, juga gak akan ditinggaldiamkan saja oleh Bapa.. Ya kan Bapa?
“Call upon the name of The Lord, and be
safe..” – Lirik lagu Here I am to worship.
Nah myself, mari berdoa..
Allah Bapa
yang maha baik, entahlah, aku bingung mau ngomong apa.. Aku gak minta apapun
Bapa.. Aku cuma minta tolong bawa aku ke jalanMu yang benar, iya, dan amin..
Semua aku serahkan kepada tanganmu.. Dari masalah duit yang entah harus dapet
darimana untuk kas acara-acara sekolahku.. Kasus teman ku yang dibully itu; oh
iya Bapa.. tolong.. do something.. kasian dia broken home, Bapa.. aku serahkan
dia kedalam tanganMu yang kuat.. sampai akhirnya kepada teman-temanku, aku
serahkan kepada mu Bapa, teman atau tanpa teman, Kau adalah sahabat nomor satu
ku sejak dulu.. Sahabat, Bapa, dan Raja atas hidupku.. Bapa.. Aku juga minta
tolong, tadi aku mau bilang lindungi tapi aku tau kau bukan satpam, aku takkan
minta itu. Aku hanya minta tuntunan mu di keluarga ini, Bapa.. Hanya itu..
Terimakasih
Bapa, telah memberikan yang terbaik kepada ku selama ini..
Dan juga
Bapa, entah kenapa aku teringat atas orang orang yang pernah membuat kesan
kesan indah di SMP.. Aku tak tau apa kabar mereka.. Aku tak tahu mereka punya
masalah apa.. Tapi aku tau Kau pasti akan turut campur tangan apapun masalah
mereka.. Berkati mereka dan sekolah mereka, Bapa..
Sepertinya
anak Mu yang bawel ini sudah cukup mengoceh, Bapa.. Maaf jika aku bertele-tele,
aku ingin ngobrol sama Bapa.. Aku gak punya temen ngobrol.. Ya, Bapa, aku
nangis lagi, but it’s okay.. You are with me right now.. Terima kasih telah
membalas ‘It will gonna be okay’, Bapa.. Terima kasih sudah membaca ini semua..
Terimakasih atas segalanya..
Dalam nama
Tuhan Yesus, Bapa, Sahabat, dan Juruselamat ku.
Amin.
Untuk
siapapun, yang baca tulisan ini, diberkatilah kamu dimanapun kamu berada.. Pray for me, will you? J
No comments:
Post a Comment