Tuesday, May 24, 2016

Dear friend

Teruntuk, temanku yang sedang bersiap untuk terbang tinggi ke udara melawan badai kehidupan.

Halo, kawan.
Kau mungkin tak akan pernah membaca tulisan ini.
Tapi biarkan ku berpuisi dan bersyukur dalam tulisan ini, ya?
Satu masa hampir berakhir, dan ku bersyukur kepada Tuhan bahwa pada akhirnya aku bisa mendapatkan seorang kawan.
Maksud ku, sungguh, ku bersyukur aku bisa berkenalan dengan mu, teman.
Awalnya kupikir aku akan sendirian selamanya, menjalani takdir pahitku yang tak dapat dihindari lagi.
Belajar sendiri. Bermain sendiri. Hidup sendiri. Melawan arus kehidupan sendiri.
Tapi, kawan. Terima kasih.
Sungguh, terima kasih! Aku serius.
Sesungguhnya ada dua orang kawanku lagi yangmana aku sama bersyukurnya kepada Tuhan Allahku karena mereka, tetapi untuk saat ini, hanya Tuhan yang tahu kepada siapa tulisan ini ditujukan.
Kau memulainya dengan rendah.
Sangat rendah.
Bahkan kau bukan siapa-siapa saat kuberjumpa denganmu.
Kau seperti seorang anak yang di dalam pikirannya hanya ingin bermain.
Dan mungkin sekarang masih seperti itu, ya?
Tapi entah itu benar atau tidak, kau telah berubah, kawan.
Dan sebuah perubahan ke arah yang sangat baik.
Sangat sombong bagiku jika kubilang perubahan itu terjadi karena tindakanku.
Sesungguhnya kaulah yang merubah dirimu sendiri sobat.
Dan kau berhasil.
Selamat!!
Maksudku, selamat!!!
Di saat ku menulis ini, ku berusaha menahan air mata yang jatuh karena aku bahagia atas apa yang terjadi, dan sedih akan apa yang akan datang.
Teman, apa yang kau alami hari ini hanyalah sebuah permulaan dari perjalanan beratmu.
Sebuah perjalanan berat, yang akan membentukmu lebih lagi menjadi pribadi yang hebat.
Dan kau tahu? Aku bersyukur kepada Tuhanku karena itu.
Karena Dia telah mempertemukanku denganmu.
Dulu, di tengah malam yang sepi, di saat aku sendiri, dan aku tak tahan lagi, aku meminta kepada Tuhanku sebuah hubungan yang tulus, penuh kasih, seperti Daud dan Yonatan.
Sebuah hubungan yang berkenan di mata Tuhan, yang tidak melenceng dari jalannya yang benar.
Sebuah teman yang sejati.
Dan aku mendapatkannya.
Atau tidak?
Masa hampir berakhir kawan.
Setelah waktu yang baru dimulai kembali, aku tidak dapat menjamin apa yang akan terjadi.
Bahkan aku tidak tahu kemana arahku berjalan.
Maksudku, dengan segala kesibukan dan tanggung jawabmu, muncul hal-hal besar lain yang menunggumu di depan sana.
Itu baik, dan aku turut senang.
Tapi itu tersedia untukmu saja, kawan.
Jika itu terjadi, pergilah, kawan.
Terbanglah dengan sekuat tenaga.
Capai tingkat tertinggi itu.
Aku tidak akan menghalangimu lagi.
Sebab tidak pernah aku menjadi gurumu, tetapi kita selalu ada di tingkat yang sama.
Karena kau adalah temanku.
Dan maksudku, aku tahu, bahwa saat itu terjadi, aku akan sendirian.
Dan kuberi tahu kepadamu, kawanku.
Di saat aku sendirian, itu sakit. Dan itu membunuhku.
Tapi itu tak apa.
Aku pernah sendirian.
Dan aku mampu lakukan lagi.
Tak ada yang tahu apa yang akan memulai waktu yang baru itu.
Entah kau tinggal atau pergi melayang jauh.
Tapi sesuatu di dalam benakku berkata bahwa kau akan jadi orang yang hebat.
Dan aku akan selalu mendukungmu, kau tahu?
Karena bagaimanapun juga, tanpa kau sadari, kau juga telah membantuku dengan luar biasa.
Menjadikanku manusia yang seutuhnya.
Kawanku..
Pada saat ini, aku tak meminta sama sekali belas kasihanmu.
Terlalu egois bagiku untuk memintamu tinggal.
Hanya satu pintaku saja, kawan.
Di atas nanti, saat kau telah berhasil menerjang badai kehidupan itu.
Di saat setelah jerih payah dan keringatmu telah terbayar lunas.
Jangan lupakan aku, kawan.
Jika Tuhan mengizinkan, aku akan sempat melihatmu di atas sana nanti.
Soaring dengan kekuatan panas bumi.
Dan aku akan menjadi orang yang paling bangga saat itu.
Dan sekali lagi, aku berterima kasih.
Untuk semuanya.
Sungguh, tidak ingin ku berjalan sendiri lagi.
Aku sudah muak sendirian.
Dan aku tidak mau melewati hal yang sama lagi.
Tapi jika kau memang harus pergi, kawan.
Maka pergilah.
Terbanglah.
Bebaslah.
Aku baik-baik saja.
Mungkin aku akan sendirian.
Sangat amat sendirian.
Mungkin pada akhirnya tubuhku akan penuh luka.
Dan aku mungkin tidak akan bertahan sampai akhir.
Tapi jika aku bertahan sampai akhir, temanku.
Ketahuilah bahwa aku pun telah terus mengasah kemampuanku.
Jika pada akhirnya akupun bertahan.
Dan Tuhan mempertemukanku denganmu lagi.
Let's go against all odds.

Dari temanmu, yang mengasihimu dengan luar biasa.
Putra Mahanaim Tampubolon.

Monday, May 16, 2016

17/5/2016

Gue takut.

Yea, ada 365 kalimat "jangan takut" di alkitab yang harusnya gue pegang teguh, dan gue percaya itu, tapi saat ini gue gatau lagi, gabisa menahannya, dan gue harus bilang gue takut. Ah, Tuhan. Maafkan aku, orang yang kurang percaya ini.

Hal yang lebih menakutkannya lagi adalah, gue gak tau apa yang gue takutkan. Terlebih lagi, sesungguhnya gue udah tau solusi untuk semuanya, tetapi entah kenapa, gue masih takut.

Saat gue berpikir lagi saat ini, bahkan gue gabisa mencerna sebenernya gue takut sama apa, atau siapa. COret takut akan setan atau sejenisnya karena gue sungguh-sungguh gapeduli akan hal itu, dan kalopun ketemu satu, akan gue bakar dengan firman Tuhan hahaha. Lah, itu barusan bisa ngomong gitu, kok masih takut sih?

Entahlah, gue gak tau. Yea, mungkin gue kurang deket ke Tuhan, itu aja. Harusnya gue tau bahwa bersamaNya gue bisa melewati semua. Tapi menuangkan isi hati gak ada salahnya kan? Kepada siapa gue harus mencurahkan isi hati gue lagi, di saat yang lain sibuk sendiri, dan banyak alasan lainnya?

Jujur, saat gue mengetik ini, jantung gue berdebar amat keras, dan gue bisa merasakan adanya adrenaline rush, tanda gue beneran takut. Tapi takut akan apa???? Oke, ayo coba berpikir jernih..

Mungkin alasan terbesar gue takut adalah gue takut akan masa depan yang gak pasti? Aduh, gue jelas tau bahwa Tuhan memegang hidupku, lalu kenapa takut sih?

Ayo coba cari alasan lainnya, mungkin gue takut ditinggalkan semua orang dan jadi sendirian? Yea, ini mungkin terjadi, tapi kalopun terjadi, terus kenapa? lu udah pernah sebelumnya, dan lu selamat, you'll be ok, but it hurts. Yea, mungkin ini..

Ayo coba cari yang lain.. Mungkin lu takut nilai lu jetot? Sebenernya, setengah iya. Setengah lagi yang lain adalah gue gak peduli akan nilai lagi.

Mungkin lu takut sama waktu lu di masa depan? Ya, ini gabisa dipungkiri. Dan mungkin ini alasan kenapa gue agak gemeteran nulis ini. Gue diperhadapkan dalam suatu kondisi stagnansi, dimana kondisi ini gue sendiri yang memilih. Sebuah kondisi, dimana semuanya gak gue banget. Seakan gue dipaksa untuk berubah. Ya Tuhan, aku takut. Sementara di saat yang sama, orang-orang meroket melejit, kenapa gue memilih kegiatan-kegiatan ini yang membuat gue stagnan? Gue dilema, dan sesungguhnya gue bingung kenapa di awal gue memilih untuk setuju. Maksud gue, yaampun! gue butuh waktu! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Jujur, sekarang gue stress dan tertekan. Secara harfiah, waktu gue itu udah terblokade untuk semua tugas dan tetek bengek yang harus gue kerjakan. Untuk apa sih? OH GOD I can't. Semua ini seakan-akan melawan diri gue yang paling sejatinya. Bagaikan gunung yang gak dapat bergerak melawan tenaga yang gak dapat dihentikan, gue takut pada akhirnya, diri gue ini hancur. Entah secara fisik, mental atau apapun itu.

Ditambah dengan kesepian dan kesendirian ini, juga semua tugas rumah, kebutuhan ekonomis, dan sebagainya. Tapi ayolah!!!!!!!! Andalkan Tuhan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! maksud gue, ayolah, susah banget sih untuk percaya???? pada saat ini, ada perang antara jiwa dan raga ini.. Dan jujur, gue jadi stress, tertekan dan depresi karenanya.

Gue tau bahwa ada Tuhan, ada Yesus yang sanggup dan selalu menolongku. Tapi kenapa susah sekali untuk percaya? Gue pernah percaya sebelumnya, dan gue pernah merasakan mukjizat sebelumnya. lalu kenapa susah sekali untuk percaya kepada hal yang sama lagi? Ya Tuhan, ampuni aku. Pada saat ini, ku benar-benar butuh bantuan mu, Tuhan..

Tapi, coba pikir ini, tra. Calm the fuck down for a moment. ayo bahas pelan-pelan.

Lo takut sendirian? Gak akan dipungkiri, bahwa bahkan temen terdekat lu akan meninggalkan lu. Dan gue jujur, sudah mulai melihatnya. Terus apa? Lu gabisa membiarkan mereka tinggal. Dan yaudahlah, ayo, punya kasih untuk mengampuni. MASIH ada TUHAN. dan itu cukup. serius.

Lo takut gapunya waktu? Iya, gue tau pilihan ini gakbisa mundur. Dan sebagai konsekuensinya, lu akan kerja keras mati-matian untuk hal bodoh dan gak penting, semata-mata karena lu pengen bantuin orang di awal. karena lu gak bisa nolak. Tapi, yaudahlah. Yea, kerja keras dan capek itu gak bisa dihindari. Dan ya, mungkin lo akan capek sendiri. Lo bakalan selalu pulang malem sendiri. Mikirin itu aja udah cukup depressing. Tapi yaudahlah. Mau gimana lagi? Pada akhirnya, TUHAN doang yang akan selalu berjalan bersama lu, tra. maksud gue, coba pikir lagi. Lo PASTI capek, tapi kekuatan itu pasti ada. dan minta terus untuk diperbaharui. Ayolah, lo pasti bisa. Jangan depresi!!

Percaya aja. Percaya. Percaya!!!!!! Bahkan saat lu gatau lu harus percaya kepada apa, pegang teguh firmanNya, udah, itu aja, titik. jangan pikirin yang lain, jangan khawatir.

Lo takut tugas lo kebanyakan, lo takut gak kelar? Semua tugas-tugas itu, dan lu harus mengerjakannya sendirian? Yea, itu berat, tapi inget, TUHANKU terlebih besar. Ayolah, sadar, ayo sadar!! pada akhirnya, meskipun bahwa lo harus menghadapi semua tugas dan tanggung-jawab itu sendirian, apa salahnya? lo pernah melakukan yang lebih besar, dan sendirian pula. Inget, putra, bahwa lo punya TUHAN. Ada YESUS. ada ROH KUDUS yang akan selalu setia menuntunmu dengan kasih.

Ayolah, putra. Jangan takut. Percaya aja. Masih ada Tuhan. Lo bisa. Lo gak sendirian. Lo punya Tuhan. Jangan andalkan diri lu sendiri, apalagi orang lain. Andalkan Tuhan.

Meskipun pada akhirnya, lo akan selalu berjalan malam-malam melewati samping balairung sendirian, di kereta sendirian, di gojek sendirian, di mana-mana sendirian, yaudahlah! jangan ngeluh! fokus ke berkat-berkatnya aja gimana? ayo, pasti ada jeda dimana lu bisa mengembangkan kapasitas lu lebih lagi? atau waktu dimana lu bisa lebih dekat kepada Tuhan lagi? jangan nyerah, put. apalagi dengan hati lu. Jangan biarkan hati ini terpengaruh apalagi jadi berubah karena lingkungan sekitar. Tetaplah tulus, dan tetaplah mengasihi. Senantiasa mengajar dengan sukarela. Buat relasi yang tulus sebanyak mungkin. Bodo amat kalo pada akhirnya mereka pergi, semua orang selalu pergi, cuma Tuhan Yesus yang tetap tinggal. Tapi tetaplah jadi terang di tengah kegelapan, meskipun terang itu sekarat. Ayo, putra. Siapa lagi yang bisa jadi Putra kalau bukan Putra?

Lain kali, saat rasa depresi itu datang dan lu mulai capek, jangan pelarian ke game apalagi pornografi, inget! gak ada untungnya. Kembali ke kasih yang mula-mula. Kembali inget bahwa ada seorang pribadi yang udah rela mati bagi lu, untuk membayar semuanya buat hidup lu sekarang. Dan kembali ingat, bahwa itu semua cukup. Dan Ia masih mengasihimu. Dan Ia gamau ngeliat lu takut begini. Dan Ia selalu memberikan kelegaan. Dan Ia selalu setia menolong.

Ayo Putra.

Mengutarakan pikiran kaya begini itu gak salah.

Yang salah adalah kalo respon lu tidak sejalan dengan hal2 yang udah tau harus lu perbuat.

Itu yang selalu lu bilang ke orang-orang kan?

Ayo, tra. Ayo tetap berjalan.

Pada akhirnya, saat lu ga mampu lagi untuk berjalan, saat bahkan lu ga mampu untuk menapakkan kaki yang satu di depan kaki yang lain, ada Tuhan. ada Tuhan yang akan dengan sigap menggendongmu dan membawamu berjalan, sebagaimana Ia telah dan selalu menemani berjalan sampai sejauh itu. Ia mengasihimu, Putra, jangan lupain itu. Lu mungkin lemah, tapi dia amat kuat. Karena firman Tuhan hidup dan kuat. Inget itu. Lu gak akan pernah ditinggalkannya sendirian. Ayolah, jangan tawar hati!! Ada Tuhan!!!!!!!!!! Daripada lu khawatir, bagaimana kalo mendekat ke Tuhan aja?

Tetap semangat ya,

Bukan karena lu harus semangat, atau apa, apalagi kalo harus semangat karena orang lain..

Tetaplah semangat, tra

Karena Tuhan belum menyerah sama kamu,

Jadi jangan menyerah, ya!

Di saat tiada jalan, tetep percaya bahwa Tuhan akan buka jalan. Di saat pintu-pintu tertutup, percayalah akan ada pintu yang dibukakanNya. Karena janji Tuhan iya dan amin. Udah, itu cukup. Jangan pikirin pendapat orang lain. Bodo amat lah sama penghargaan, apalagi jabatan. lo gak butuh semua itu putra. di dalam hati lu, lu tau bahwa yang lu inginkan adalah menyenangkan hati Tuhan, ya kan? Maka dari itu carilah dahulu kerajaanNya dan segala isinya. Udah, itu aja. Jangan yang lain-lain.

Dan aku percaya, yang pada akhirnya mengubah alur tulisan ini jadi begitu, bukan aku, tapi engkau, Tuhan.

Makasih ya Tuhan, untuk semuanya.

Aku gak akan menyerah, Tuhan.

KarenaMu, Yesusku.

Terima kasih.

Saturday, April 2, 2016

H-10

Hei, ini setengah satu, gue punya banyak tugas, besok harus pagi, dan yang gue lakukan adalah di sini, di blogger, berusaha untuk mencurahkan seluruh apa yang ada.. Emangnya ada apa? Kok mendadak begini? Well, gak apa-apa.. Gue cuma bersyukur aja.. Setiap kalo gue posting gue pasti selalu bilang "well, banyak hal telah terjadi sejak, ...", dan gue akan bilang lagi sekarang. Banyak hal telah terjadi sejak terakhir postingan gue, dan gue cuma bisa mengucapkan satu hal: terima kasih Tuhan Yesus.

Gue cuma mau bilang (trust me kayaknya kata cuma itu cuma intermezzo doang) kalo Tuhan itu baik banget meen. Dia menjawab doa. Dia telah menjawab doa gue. You see, ngeliat ke belakang sejenak, gue bersyukur bahwa Tuhan menarik paksa gue keluar dari itu semua. Gue sebagaimana gue ada sekarang, itu hanya karena Tuhan Yesus semata.

Satu hal yang seringkali membuat gue terenyuh dan terharu adalah satu pergumulan yang udah lama banget gue gumulkan, dan gue melihat bahwa Tuhan telah menjadikannya indah. Sebelum gue masuk ke Biologi FMIPA UI, gue adalah seorang yang punya sedikit teman.. Mungkin kurang dari 10 orang teman asli, itupun belum bisa dibilang teman yang bisa diajak gila-gilaan tiap hari. Semester 1 berlalu, gue merasa diperkenalkan dengan orang-orang keren dan luar biasa dan berbakat yang mana gue pikir mereka bisa menjadi my inner circle, ternyata enggak. Semester 1 gue dilewati ya gitu aja, monoton. Monoton dalam artian gue gak punya siapa-siapa di situ. Meskipun begitu, semester 1 gue luar biasa indah karena banyak pertolongan Tuhan yang gue alami di situ.

Jujur, setelah mempertimbangkan bahwa mungkin gue gak akan bertahan di sini, karena gue gak punya seorang teman karib yang akan berjalan bersama dengan gue sampai pada akhirnya, gue berminat pindah aja. Ke kimia mungkin, yang dari luar udah keliatan kalau kompak. Di sini, di departemen ini, yang mana 90% nya perempuan dan 90% juga yang mau pindah ke fakultas lain, di mana lo adalah minoritas dari minoritas, nyari temen itu susah banget. Gak peduli sebetapa "real" nya elu ke orang, kayaknya sih ada beberapa orang yang mungkin suatu saat nanti gue akan bersyukur bahwa gue tidak dekat dengan mereka. Di tambah lagi, di sini gue dicap ambis. Semata-mata karena gue serius dan mendalami ilmu pengetahuan alam, di fakultas ilmu pengetahuan alam. Agak ngawur kan??

Yea, ngawur. Tapi gue gak mau mengeluh malam ini. Gue mau bersyukur. Semester 2, gue mengawalinya dengan lesu. Dan dengan berulang kali berdosa. Yang sama. Lagi. Ditambah lagi kaki gue terkadang sakit banget akibat mungkin kambuh atau jalan terlalu banyak atau kecapekan atau apa lah. Sekarang, gue mulai ngeliat siapa friend siapa brother. siapa student, siapa worker. siapa master, siapa leader. Puji Tuhan, gue ketemu sama seseorang temen di sini yang gue bersyukur banget bisa berteman dengannya.

Kenapa? Apa dia seinspiratif itu? Atau mungkin charming? Atau mungkin seorang terkenal? Atau sebegitu pintarnya kah?

Enggak, dia cuma orang biasa. Maksud gue, gue bahkan gak tau apakah nanti di awal semester 3 gue akan jadi renggang lagi seperti semua hubungan pertemanan yang gue coba jalin: kuat di awal, renggang di akhir. Tapi meskipun gue gak tau hal itu, meskipun mungkin pada akhirnya gue bakal berakhir sendirian lagi berjalan kesakitan atau penuh keluh kesah di tengah itu semua, gue masih akan punya Tuhan. Dan saat ini gue cuma mau bersyukur bahwa gue gak sendirian. Setidaknya, meskipun gak ada pernyataan yang terungkap bahwa dia/mereka peduli atau meskipun mereka ternyata gak peduli, gue tetep mengucap syukur dengan luar biasa.

Lo gak tau bagaimana rasanya, tapi ngerjain tugas sendiri sama bareng-bareng itu beda. Pendapat dan ilmu yang dikeep sendiri sama yang lo bagiin secara random ke orang-orang itu beda. Peduli, dengan saling peduli, rasanya beda. 

Dia belom begitu pintar, dia gak cakep (setidaknya gue bilang begitu), dia belom juga terkenal, charming enggak receh iya. Sekarang gue tau kenapa kerap kali Tuhan lebih memilih orang yang kekurangan, orang yang rendah hati, orang yang membutuhkan daripada orang-orang yang udah punya semuanya. Jujur, gue sekarang jadi benci orang pintar. Gue gak mau jadi pintar. Orang pintar gak punya temen. Mereka sendirian. Kerap kali gue kadang berpikir dan bahkan melihat langsung banyak orang bajunya rapih dewasa gadget keren tapi sendirian. Apakah gue akan jadi seperti itu nanti? Oh Tuhan, aku gamau. Aku butuh teman. Teman seperjuangan. dan Kau telah memberikannya padaku.

Ini yang membuat gue memikirkan lagi semuanya. Gue mulai tanya-tanya sama semua orang apakah semua orang tersebut bakal pindah dari sini. Dan gue gak bisa lebih sedih lagi saat gue mengetahui bahwa biologi UI 2015 tahun depan bisa berkurang lebih dari setengahnya. Tapi gimana ya, gue bisa banget ngeluh. Tapi sekarang ini, gue terharu karena Tuhan baik. Itu aja. Kalau dia bisa jawab doa gue yang sudah lama gue gumulkan, dia juga bisa menjawab grand prize igem. bisa juga menjawab juara 1 olimpiade biologi.

Gue mungkin gatau kedepannya gimana, gue sudah pasti bukanlah kandidat teman yang baik apalagi sempurna. Tapi satu hal yang gue tau pasti: Tuhan Yesus baik.

dan Dia cukup bagiku.

Monday, January 18, 2016

God healed my ear!

Malam hari ini I just can't help myself but to thank Jesus Christ.

Ada banyak hal yang harusnya gue cerita dan buka di sini, tapi top list hari ini adalah ini.

It's been almost a year that I had this otitis media/tuba katar thing yang gue gak tau kenapa dan gue gak bisa denger di telinga kanan gue.

Tapi tadi, saat baru mau mulai firman di ibadah puasa sukacita yobel, gue bener-bener masih kagum sama Tuhan hari ini.

"God is telling me that there is one person in this room with trouble with hearing."

Gue langsung kaget, dan gue jujur sukacita banget berasa dapet jackpot.

"Is there anybody here who has trouble hearing? Like numbness in your ear. If  you have please raise your hand."

WOW dan gue langsung tanpa basa-basi ngangkat tangan gue dan Pastor Linu Thomas selanjutnya bilang "come here brother."


Di depan, gue gemeteran, gue bener-bener gak tau apa-apa lagi. Tuhan Yesus sayang gue. Gue gak pernah berpikir untuk disembuhkan dengan cara begitu.

Kemudian Pastor Thomas membasahi tanggannya dengan minyak, dan dia mengurapi telingaku. Dan saat gue bilang mengurapi, telinga gue bener-bener berasa dicolok sama dia. Dan saat itu terjadi, wow, gue merasakan ada dorongan angin yang gue tau, itu pasti Roh Kudus, dan gue tumbang di sana.

Setelah beberapa saat tumbang di lantai dan berbahasa roh sambil ketawa tak terkontrol, gue disuruh bangun lagi. Dan ditanya, udah sembuh belom? Dan dengan semangat gue jawab, YES, I'VE BEEN HEALED, IT'S IMPROVING.

"How improved?"
"from 10% of hearing to 80% of hearing"
"wow praise the lord"

Dan disitu gue bener-bener sukacita luar biasa, bukan karena penyembuhannya aja, apalagi karena si pastor yang dari dubai, tapi karena Allahku sanggup melakukan perkara yang besar, yang gak pernah gue bayangin akan terjadi.

Kemudian dia menempatkan dirinya agak jauh dari gue, dan dia nyuruh gue tutup telinga yang berfungsi. Dan kemudian dia mengucapkan kalimat yang harus gue ikuti, untuk ngetes beneran apa enggak.

"God is good."
"God is good."


"God is love."
"What?"
"God is love."
"GOD IS LOVE. GOD IS LOVE!!!!"

dan satu gereja bertepuk tangan karena yea, Tuhan Yesus baik, titik.

Banyak hal yang mau gue ceritakan, apalagi ini sudah 2016.

Tapi post kali ini, gue cuma mau bilang, Tuhan itu setia. Maka jadilah setia. Terima kasih Tuhan untuk telah mengurangi karat di hati ini sedikit demi sedikit. For I believe in the end You'll make everything beatiful in your time. Makasih Tuhan, untuk kesembuhan ini. Meskipun baru 80%, wow, 100% akan datang sebentar lagi. Thankyou Lord Jesus, Thankyou for you.

Saturday, December 12, 2015

Oh, lae.

Pernah gak sih lo merasa sedih saat lo mengenal hidup seseorang lebih dalam, yang anehnya, orang itu belum pernah cerita. Cukup lihat foto-foto dia bersama teman-temannya dari facebook kemudian scroll sampe bawah (oke, ini namanya stalking). Tapi serius, pernah gak?

Hidup gue lebih roller coaster lagi selama ini, belum sempat update apapun lagi, tapi malem ini entah kenapa gue mau nulis aja..  

Gue baru kenalan sama satu anak rantau ini, lucu banget haha belum pernah ketemu orang kaya gini.. Bukan karena orangnya lucu, tapi tingkah polos anak daerah yang belom bisa bedain mana harfiah mana konotasi bikin gue ngakak mulu.. Tapi tau gak sih, semua orang tuh menyimpan rahasianya masing-masing..

Tapi serius deh, pernah gak sih lo, cuma gara-gara ngeliat beberapa foto, kemudian lo merasa sedih karena seketika itu juga lo tau seberapa hebat kesedihan dan penderitaan yang temen lo itu harus dihadapin tiap hari?????? Gue sedang merasakannya, dan jujur, gue gaktau harus buat apa selain berdoa.

Bayangin lo udah cukup dan muak banget dengan masalah-masalah di hidup lu, nah sekarang lo harus pergi keluar dari daerah lo yang setidaknya, meskipun gak semaju di jakarta, apa adanya di sana membuat lo bahagia, dengan temen-temen lo, dengan kerabat dekat di sana, dengan kenangan dan kebahagiaan yang ada di sana.. Di sini, lo harus adaptasi lagi, dan itu sebuah tingkat kelaknatan yang baru lagi karena adaptasi disini SUSAH BANGET. Lo harus menghadapi yang namanya culture shock. Biasanya lo bisa di daerah teriak-teriak, main sama temen lo udah berasa di hutan tiap harinya (mungkin bisa harfiah kali ya), dan di sini lo harus sesuain nada suara lo supaya lo gak dinilai gak sopan, padahal sesungguhnya lo cuma menjadi diri lo sendiri. Belom selesai, lo harus hidup sendirian di sini. Mungkin ada saudara, tapi kalau di kost gimana? Paling ketemu saudara cuma beberapa kali dalam sebulan kalau untung, itu juga gak begitu dekat. Bayangin tiap hari lo harus bangun pagi, gak ada yang nyiapin sarapan, gak ada yang peduli sama lo, tugas kuliah banyak, cucian lebih banyak, masalah yang lo punya lebih banyak lagi, dan saat malam datang lo masih sendirian. Bahkan lo belom menemukan temen yang bisa lo ajak untuk setidaknya heart to heart. Bisa bayangin? Entah kenapa, hal ini relatable banget buat gue.

Kemudian gue ngeliat lagi foto-foto di facebook, dan lu liat lagi betapa tulus senyum mereka saat itu. Berasa gak ada masalah. Dan kemudian gue bertanya-tanya, apa gue bisa ya jadi temen as good as them? Ngeliat hidupnya, jujur gue gakmau tinggal diam.. rasanya pengen meluk dia dan natap mata dia dalem-dalem dan bilang bahwa masih ada harapan loh, masih ada yang peduli, Tuhan Yesus peduli. Tapi apa daya? Apa yang bisa dilakukan seseorang untuk mengembalikan rasa kepercayaan? Enggak, bukan gue yang merebut kepercayaan itu (meskipun gue pernah bikin dia beneran marah), orang lain yang membuat dia gak mau percaya lagi sama semua orang.

Pada akhirnya, paradox orang bodoh bakalan selalu terjadi, seperti yang pernah gue alamin. Ngerasa dirinya selalu sendirian, giliran ada yang peduli, ditolak. Selalu dah begitu, tapi gue percaya kok selama masih ada Tuhan hal kaya begitu bisa ditembus sama satu hal yang namanya kasih.

Meskipun begitu, gue masih sering merasa inferior, entah kenapa.. Gue ngeliat dia kok kayaknya jauh banget ya untuk digapai.. Maksud gue, coba liat gitu ada beberapa hal yang dia menang telak dari gue.. Gue gak tau jelas dengan siapa aja dia bergaul dan gimana, tapi jujur, kayaknya lebih sendirian dan menyendiri gue sampe sekarang ini. Jadi masalahnya nambah, apakah gue juga masih membutuhkan bantuan?

Meskipun begitu, meskipun gue juga struggle dengan masalah gue sendiri, meskipun gue juga sedang mencari apa yang mereka bilang “true friend” itu, gue akan tetep mengasihi siapapun, siapapun! Yang mau mengapresiasi atau setidaknya menganggap gue itu ada. Dan puji Tuhan, orang-orang itu sepertinya udah disediain Tuhan di depan mata, dan gue pada akhirnya bersyukur karena doa gue dijawab Tuhan :)


Pada akhirnya, gue cuma mau bilang ke semua orang yang baca ini. Jangan berhenti mengasihi orang lain tanpa syarat! Sama seperti di Alkitab bilang “seperti mengasihi dirimu sendiri.”, biarkan dirimu juga dikasihi orang lain sebagaimana Tuhan udah ngasih bagian-bagian itu ke setiap kita, supaya pada akhirnya, berkat Tuhan nyata dan mengalir bukan ke kamu aja, tapi ke orang itu juga.

Wednesday, May 13, 2015

Tuhan Yesus NYATA

Hari ini gue mau bersaksi bahwa Tuhan Allah yang gue sembah adalah Allah yang hidup.

Memang selama ini gue percaya kok sama Tuhan, gue juga berserah penuh sama Yesus. Tapi selama ini juga ada separuh bagian gue, yang gak percaya sama keberadaan Tuhan. Yang menganggap bahwa ini semua hanyalah ilusi.

Siang ini gue bawa keraguan itu ke hadapan Tuhan. Gue nangis waktu itu, entah kenapa.

“…Tuhan, meskipun hatiku dan rohku percaya dan berserah sepenuhnya kepadaMu, maafkan Putra jika tubuh jasmani Putra masih meragukan Engkau ya Tuhan…”

Kalimat gue yang gue inget dari doa tadi siang. Sebenernya doa tadi siang adalah untuk komsel malam tadi, tapi entah kenapa Roh Kudus mendorong gue untuk ngomong itu.

Ngomong-ngomong komsel, ya.. Komunitas Sel kepanjangannya. Gue kangen komsel. Dan gue terbeban untuk masing-masing anggotanya. Gue ngajakin mereka komsel hari ini. Gue bahkan berpuasa untuk itu. Tapi ternyata respon mereka gak sepenuhnya positif.

Meskipun begitu, gue tetep aja bodo amat karena gue udah bilang sama Tuhan, kalau gue berserah. Gue mau kemah pujian itu dipulihkan, dan itu AKAN dipulihkan, meskipun gue sampai sekarang belum bisa melihatnya.

Dan tau gak? Gaada yang dateng J Apakah gue sedih? Enggak. Secara mudah karena gue tau dari awal mungkin bisa jadi gak ada yang dateng sama sekali. Puji Tuhan, ternyata Roh Kudus bener bener berhasil menang atas godaan-godaan iblis yang bisa aja membuat gue jatoh.

Terus apa? Waktu itu setengah Sembilan malam. Gue harus cepet cepet pulang karena kalau enggak, gabisa pulang kecuali naik angkutan mahal atau jalan kaki. Perjalanan dari gereja ke kampung melayu emang gak terlalu lama, tapi tetep aja, sampai di kampung melayu gak keliatan tuh 52 nongkrong.

Akhirnya yes, dengan bekal jajanan dari sevel, gue setia dah tuh nungguin 52 dengan berharap penuh bahwa ini pasti ada dan gue pasti pulang karena Tuhan yang menyediakan dan gue tau Tuhan baik. Kindly note that pada saat ini, gue belum 100% percaya. Hati dan roh gue memang tau kebenaran dan berusaha untuk terus hidup dan turut dalam firmanNya yang iya dan amin, tapi pikiran manusia gue selalu mendorong gue untuk berpikir logis.

Waktu berlalu, gue mulai sakit kepala, pusing, pengen mandi, lelah, karena habis ngajar dan gue bau. Waktu menunjukkan setengah sepuluh pas dan gue pengen naik taksi aja rencananya. Bodo amat duit kebuang toh Tuhan yang menyediakan, pikir gue awalnya. 

Tapi you know what? Roh Kudus bilang tunggu 15 menit. Dan mungkin ada yang bertanya gimana caranya gue bisa denger suara Roh Kudus? Apakah itu audible? Yakinkah kalau itu bukan suara hati gue? Ya, pada awalnya gue juga berusaha untuk percaya bahwa itu cuma pikiran gue. Tapi setelah gue sekarang benar-benar percaya, gue tau bahwa itu memang suara Roh Kudus.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8

Gue pengen sekali pulang. Gue gak tahan. Gelap-gelapan di bawah pohon rindang sambil duduk di atas batu di samping tiang listrik di depan orang tidur gak membuat gue nyaman. Tapi entah kenapa gue nurut. Menurut gue, yaa lima belas menit lagi apa salahnya sih. Inget, gue sudah percaya, tapi belum sepenuhnya percaya.

Atas apa yang telah terjadi di dalam hidup gue, dari awal kisah pertobatan gue, belum ada yang membuat gue sepenuhnya percaya sampai tadi.

Sepuluh menit lagi, tujuh menit lagi, lima menit lagi. Dan gue makin semangat pulang!! Gue mulai berpikir apa gue pulang sekarang aja ya? Tapi Roh Kudus bilang, tunggu.

Dan percayalah, gue bener bener ngomong ke diri sendiri “Ya Tuhan aku menunggu tapi apa yang aku tunggu? What have I been waiting for?” di tempat itu. Gue gak peduli sih, udah kebiasaan begitu dimana-mana.

21:44. Gue capek, pengen pulang. Tapi Roh kudus masih bilang tunggu.

Sampai akhirnya 21:45. Gue bener bener gak mengharapkan apa-apa. Sebelumnya, batre hape gue sudah 4%; bisa mati kapan saja. Hal terakhir yang bisa gue lakukan saat itu adalah gue pengen minta tolong aja sama Bang Yogi supaya gue nginep aja lah di rumah dia lewat whatsapp. Rumah dia di kampung melayu soalnya, dan dia baru pulang kerja jadi ga bisa ikut komsel. Kalo gue minta nganterin pulang gue gakmau soalnya dia kan baru pulang kerja.

You know what? I believed in miracle before. Tapi.. Gue baru tau ternyata mujizat tuh gak cuma terbatas di “yang-lumpuh-berjalan-yang-buta-melihat”. Saat itu baru gue bener bener mengaku dan percaya mujizat itu emang ada.

21:45. Gue nengok ke sebelah kiri gue. Gue melihat seseorang yang kok kayaknya gue kenal. Dari cara jalannya kok khas banget ya. Lagi megang gelas pepsi. Bang Yogi!!!! Gue bener bener kehilangan kata-kata. Di saat itu kepala gue udah gak tau mau ngomong apa. Gue masih terkejut. Wow. Gue bahkan gaktau harus nyapa apa saking terkagumnya sama Tuhan. Dan tau apa? Kalimat pertama yang ia lontarkan adalah..

“HAHAHAHA kasian si Putra.. Sini gue anterin pulang.”

Dan yea, gue udah gatau lah mau ngomong apa. Gue iya aja deh. Gak komen. Bahkan sampai gue menulis ini, gue masih sangat sangat sangat terkagum sama Tuhan.

Kalian tau? Selama ini gue belum tau arti firman ini..

“Sebab sekalipun TIDAK ADA DASAR untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan PERCAYA, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Roma 4:18

“IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3:11

Ini keren banget.

Selama ini gue merasa meskipun gue berdoa dan apakek gue harus tetep berusaha sendiri supaya apa yang gue lakukan sukses. But today, God has just showed me that He’s real. Dia bener bener nyata. Dan Dia bener bener berkenan atas gue yang berdosa ini. Yang meskipun malem ini minta maaf tapi besok malemnya masih minta maaf. Dia bener bener adalah gembala yang baik. Dia bener bener Tuhan.

Tuhan Allah yang gue sembah bener-bener adalah Allah yang hidup.

Dan mungkin ada yang kesel gitu ya, kok kayaknya gue lebay banget gitu kok ketemu orang terus nawarin dijemput kok dimetaforakan sebegitu besarnya. Well, terserah kamu mau percaya itu kesaksian atau metafora. Kalau kamu percaya bahwa kamu bernafas menghirup oksigen, yang bahkan oksigen itu gak bisa kamu lihat dan kamu ga bisa hidup tanpanya, masa kamu gak mau percaya atas Tuhan yang telah mati untuk semua dosa-dosamu? Wow. He’s real. He IS REAL. DAMN REAL.

Dan gue bersyukur. Bener bener bersyukur.

Juga buat komsel. Karena meskipun bener bener gak ada dasar untuk berharap. Karena sekalipun gak ada yang dateng. Gue bener bener percaya bahwa waktunya telah dekat dan akan genap. Bahwa rencananya akan dinyatakan dan pada akhirnya Tuhan dimuliakan.

Sekarang memang kesannya badai kok gede banget ya, but well, I have a Lord God that live. Gue punya Tuhan Allah yang hidup kok. Dia adalah kasih. Dan Dia telah begitu mengasihi gue sampai Dia rela mati buat gue.

Dia mati buat gue, sekarang gue hidup buat Dia.

Gue akan memulai menulis lagi. Gue mau merapikan memori gue dari sebelum gue lahir baru sampai gue bisa ada di sini sekarang.


Untuk apapun, terima kasih Yesus. Gue harap siapapun yang baca ini terberkati karena Dia, diberitakan. J

Monday, February 9, 2015

UJIAN PRAKTEK AGAMA!!

Tema Khotbah   : Aku Dipulihkan
Nats Khotbah     : Matius 9:18-26
Puji Tuhan. Firman Tuhan yang baru kita baca menunjukkan kepada kita bahwa seorang perempuan yang dua belas tahun mengalami pendarahan dapat disembuhkan oleh Tuhan Yesus oleh karena ia maju mendekati dan menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus. Dua belas tahun pendarahan merupakan suatu penderitaan yang pastinya menyakitkan dan penuh dengan tantangan. Pasti di dalam dua belas tahun itu, rasanya mau mati. Tapi begitu dengar kabar bahwa Tuhan Yesus datang di dekat situ, perempuan ini kemudian maju mendekati Tuhan dan secara ajaib perempuan ini sembuh. Pertanyaannya adalah bagaimana ini bisa terjadi? Di pasal yang sama, seorang kepalah rumah ibadat (yang bisa disetarakan dengan pendeta) meminta tolong kepada Tuhan secara langsung tapi anak-nya belum disembuhkan dari jarak jauh kan? Nah ini perempuan yang sudah dua belas tahun pendarahan, hanya menyentuh jumbai jubah nya saja langsung sembuh. Apakah jumbai Tuhan Yesus ajaib? Bukan jumbainya teman-teman, tetapi Tuhan Yesus ajaib.           

Perempuan itu dipulihkan karena imannya kepada Tuhan Yesus. Jika kalimat tersebut terlalu sulit, maka kalimat gampangnya adalah ini: Perempuan tersebut dipulihkan karena ia mau untuk dipulihkan. That’s it. Dia tau dan sadar bahwa ia gak mau selamanya terkena pendarahan dan tersiksa seumur hidupnya. Dan ia mendengar bahwa ada seseorang yang mampu untuk menyembuhkan dia. Untuk itu ia rela untuk maju menerobos banyak orang hanya untuk menyentuh jubah Tuhan Yesus. Dan ia sembuh karena ia percaya. Karena sesungguhnya Tuhan tau isi hati kita sebelum kita meminta apapun.           

Pertanyaannya adalah, apa hubungannya nats ini dengan “Aku Dipulihkan”? Temen-temen, banyak dari kita yang mungkin saat ini sedang menjalani hidup yang sepertinya biasa saja, tetapi di dalamnya ia sedang mengalami sakit yang luar biasa dan menunggu seseorang untuk menyembuhkan dia. Bukan sakit dalam artian harafiah, tetapi sakit rohani.           

Apakah kamu belakangan ini merasakan bahwa hidupmu biasa saja? Apakah kamu belakangan ini merasakan bahwa kamu tidak berharga? Apakah kamu belakangan ini merasakan bahwa hidup kamu tidak memiliki arti? Apakah kamu rindu supaya keluarga kamu dipulihkan? Apakah kamu merasa kamu gaakan pernah jadi yang terbaik, meskipun seberapa besarnya kamu berusaha? Apakah kamu belum bisa melepaskan orang yang sangat kamu sayang? Apakah kamu males belajar mungkin? Itu semua adalah contoh penyakit-penyakit rohani yang tanpa sadar menggerogoti hidup kita. Membunuh semangat kita. Membuat hati kita sedih dan hancur. Membuat kita jauh dari Tuhan.           

Jika memang temen-temen merasa dari kategori yang aku sebutkan, gak apa-apa untuk mengakuinya di hadapan Tuhan. Inilah point pertama dari proses pemulihan: keterbukaan. Kamu harus terbuka terhadap diri kamu sendiri supaya Tuhan bisa masuk ke dalam hatimu. Sama seperti perempuan yang dua belas tahun pendarahan tadi, ia tidak akan bisa memiliki iman untuk maju mendekati Tuhan Yesus kalau ia tidak sadar bahwa ia memang butuh bantuan. Kamu ga butuh untuk mengakuinya di depan orang-orang. Orang mungkin akan menghakimi kamu, tetapi Tuhan yang telah disalibkan itu, yang telah membayar dosa kamu di kayu salib, akan menerima kamu dengan tangan penuh. Berdoa sama Tuhan.            Lantas, mungkin ada dari kamu yang bicara seperti ini: Kenapa kok aku udah berdoa keras sama Tuhan, tapi Tuhan gak jawab doaku? Kenapa kok Tuhan gak melakukan sesuatu di hidupku? Kenapa hidupku masih begini-begini aja padahal aku telah meminta sama Tuhan? Itu karena kamu gak mendengar suaranya yang selalu memanggil kamu. Tau gak sesungguhnya selama ini Ia berteriak dari belakang: “Putra! Putra! Ini aku nak, Bapamu di Sorga yang siap untuk menolongmu! Ayo, berbaliklah!”. Kamu berteriak-berteriak minta tolong, kamu menangis, kamu sakit, tapi kamu gak sadar selama ini kamu membelakangi Tuhan. Sama seperti perempuan yang pendarahan dua belas tahun tadi, ia tidak akan pernah mau maju mendekati Tuhan kalau ia tidak mau menerima harga yang harus ia bayar: yaitu menerobos orang banyak dan mungkin diketawain orang banyak. Sekarang kita mau gak membayar harga itu untuk sepenuhnya berbalik dari cara hidup kita yang lama, untuk menerima pelukan Tuhan Yesus?            Datang ke hadiratnya dengan pujian dan penyembahan yang tulus dari hati. Ga perlu dengan suara bagus, ga perlu bisa main musik, yang penting adalah Tulus. Karena ada kuasa dalam penyembahan dan pujian. Karena ada kuasa saat kita bernyanyi: “Kusembah kau Allahku, bapa dan sahabatku, kau yang pedulikan s’luruh hidupku. Walau lewati lembah, aku tak ditinggalkan, Yesus kekuatan di hidupku”. Menurutmu Allah Bapa di surga akan tinggal diam saja mendengar anaknya minta tolong? Enggak temen-temen. Angkat tanganmu, Tuhan akan turun tangan.           

Oke, saya sudah berdoa dan saya sudah berbalik, tetapi kenapa belum terjadi apa-apa? Temen-temen ga boleh berpikir seperti itu, karena semenjak bahkan temen-temen masih di dalam kegelapan, Tuhan Yesus masih bekerja (1 Petrus 4:12-13, Roma 5:8). Lantas temen-temen tau darimana apa yang sedang Tuhan lakukan atau temen-temen tau dari mana isi hati Tuhan atau temen-temen tau dari mana tujuan yang Ia kasih kepada masing-masing dari kita setelah kita berbalik dari cara kita yang lama? Baca kitab suci. Karena itulah Firman Tuhan yang hidup, The Living Word of God. Darimana temen-temen tahu kalau temen-temen berharga di mata Tuhan, kalau temen-temen tidak baca alkitab? (Yesaya 43:4) Darimana temen-temen kita tahu kalau Tuhan menyertai kita senantiasa? (Yesaya 43:5) Darimana temen-temen tahu bahwa Tuhan bilang jangan takut, karena aku adalah Tuhan Allahmu yang akan menolong engkau? (Yesaya 41:10,13) Darimana temen-temen tahu kalau Dia punya rancangan di dalam diri kita yang begitu sempurna dan mendatangkan kebaikan? (Yeremia 29:11) Darimana kamu tahu bahwa Tuhan akan menyanggupkan kamu dalam segala hal, kalau temen-temen tidak baca alkitab? (Filipi 4:13). Itu hanya sedikit dari bagian surat cinta Tuhan untuk kamu. Seluruh isi alkitab itu ada untuk kamu. Supaya kamu tau apa yang ada di dalam hatiNya Tuhan. Kamu tahu kenapa firman Tuhan bahasa inggrisnya: The Living Word of God? Temen-temen tau arti kata living? Living artinya hidup. Sebagaimana mahkluk hidup, kita bertumbuh dan juga butuh makan. Kita hidup juga kan temen-temen? Nah sekarang, jika temen-temen baru dapet rumah baru, atau misalnya ruangan temen-temen kotor dan bau nih, apakah temen-temen akan tinggal diam saja? Tentu tidak, kan? Temen-temen akan segera ngambil sapu dan pel lalu membersihkan semuanya sampai enak dipandang mata. Ini juga hal yang sama yang ada pada FirmanNya. Saat Firman Tuhan yang Hidup itu hinggap di hati kamu, ia gak tinggal diam saja. Ia mulai mengubahmu. Mungkin gak langsung, tapi itu adalah proses yang butuh waktu, tapi ketahuilah bahwa kamu ada di arah yang benar. Ia mulai mengubah hatimu, dari dalam ke luar, sampai akhirnya kamu sungguh-sungguh dipulihkan, dan sungguh-sungguh tau, bahwa Yesus mengasihimu dengan luar biasa, dan senantiasa. (Yohanes 3:16, Yeremia 29:12-14)

Halo blog! Di atas adalah skrip untuk ujian praktek agama gue besok. Menurut gue, besok gue gak ujian praktek, tapi suatu misi yang udah Tuhan berikan yang harus gue jalankan. Untuk memulihkan hati yang terluka. So yeah, pray for me, will ya? Thanks :)

P.s: Bakalan rajin ngeblog from tomorrow and forever.