Pernah gak sih lo merasa sedih saat lo mengenal hidup
seseorang lebih dalam, yang anehnya, orang itu belum pernah cerita. Cukup lihat
foto-foto dia bersama teman-temannya dari facebook kemudian scroll sampe bawah
(oke, ini namanya stalking). Tapi serius, pernah gak?
Hidup gue lebih roller coaster lagi selama ini, belum sempat
update apapun lagi, tapi malem ini entah kenapa gue mau nulis aja..
Gue baru kenalan sama satu anak rantau ini, lucu banget haha
belum pernah ketemu orang kaya gini.. Bukan karena orangnya lucu, tapi tingkah
polos anak daerah yang belom bisa bedain mana harfiah mana konotasi bikin gue
ngakak mulu.. Tapi tau gak sih, semua orang tuh menyimpan rahasianya
masing-masing..
Tapi serius deh, pernah gak sih lo, cuma gara-gara ngeliat
beberapa foto, kemudian lo merasa sedih karena seketika itu juga lo tau
seberapa hebat kesedihan dan penderitaan yang temen lo itu harus dihadapin tiap
hari?????? Gue sedang merasakannya, dan jujur, gue gaktau harus buat apa selain
berdoa.
Bayangin lo udah cukup dan muak banget dengan masalah-masalah di hidup lu, nah sekarang lo harus pergi keluar dari daerah lo yang setidaknya, meskipun gak semaju di jakarta, apa adanya di sana membuat lo bahagia, dengan temen-temen lo, dengan kerabat dekat di sana, dengan kenangan dan kebahagiaan yang ada di sana.. Di sini, lo harus adaptasi lagi, dan itu sebuah tingkat kelaknatan yang baru lagi karena adaptasi disini SUSAH BANGET. Lo harus menghadapi yang namanya culture shock. Biasanya lo bisa di daerah teriak-teriak, main sama temen lo udah berasa di hutan tiap harinya (mungkin bisa harfiah kali ya), dan di sini lo harus sesuain nada suara lo supaya lo gak dinilai gak sopan, padahal sesungguhnya lo cuma menjadi diri lo sendiri. Belom selesai, lo harus hidup sendirian di sini. Mungkin ada saudara, tapi kalau di kost gimana? Paling ketemu saudara cuma beberapa kali dalam sebulan kalau untung, itu juga gak begitu dekat. Bayangin tiap hari lo harus bangun pagi, gak ada yang nyiapin sarapan, gak ada yang peduli sama lo, tugas kuliah banyak, cucian lebih banyak, masalah yang lo punya lebih banyak lagi, dan saat malam datang lo masih sendirian. Bahkan lo belom menemukan temen yang bisa lo ajak untuk setidaknya heart to heart. Bisa bayangin? Entah kenapa, hal ini relatable banget buat gue.
Bayangin lo udah cukup dan muak banget dengan masalah-masalah di hidup lu, nah sekarang lo harus pergi keluar dari daerah lo yang setidaknya, meskipun gak semaju di jakarta, apa adanya di sana membuat lo bahagia, dengan temen-temen lo, dengan kerabat dekat di sana, dengan kenangan dan kebahagiaan yang ada di sana.. Di sini, lo harus adaptasi lagi, dan itu sebuah tingkat kelaknatan yang baru lagi karena adaptasi disini SUSAH BANGET. Lo harus menghadapi yang namanya culture shock. Biasanya lo bisa di daerah teriak-teriak, main sama temen lo udah berasa di hutan tiap harinya (mungkin bisa harfiah kali ya), dan di sini lo harus sesuain nada suara lo supaya lo gak dinilai gak sopan, padahal sesungguhnya lo cuma menjadi diri lo sendiri. Belom selesai, lo harus hidup sendirian di sini. Mungkin ada saudara, tapi kalau di kost gimana? Paling ketemu saudara cuma beberapa kali dalam sebulan kalau untung, itu juga gak begitu dekat. Bayangin tiap hari lo harus bangun pagi, gak ada yang nyiapin sarapan, gak ada yang peduli sama lo, tugas kuliah banyak, cucian lebih banyak, masalah yang lo punya lebih banyak lagi, dan saat malam datang lo masih sendirian. Bahkan lo belom menemukan temen yang bisa lo ajak untuk setidaknya heart to heart. Bisa bayangin? Entah kenapa, hal ini relatable banget buat gue.
Kemudian gue ngeliat lagi foto-foto di facebook, dan lu liat
lagi betapa tulus senyum mereka saat itu. Berasa gak ada masalah. Dan kemudian gue
bertanya-tanya, apa gue bisa ya jadi temen as good as them? Ngeliat hidupnya,
jujur gue gakmau tinggal diam.. rasanya pengen meluk dia dan natap mata dia
dalem-dalem dan bilang bahwa masih ada harapan loh, masih ada yang peduli,
Tuhan Yesus peduli. Tapi apa daya? Apa yang bisa dilakukan seseorang untuk
mengembalikan rasa kepercayaan? Enggak, bukan gue yang merebut kepercayaan itu
(meskipun gue pernah bikin dia beneran marah), orang lain yang membuat dia gak
mau percaya lagi sama semua orang.
Pada akhirnya, paradox orang bodoh bakalan selalu terjadi,
seperti yang pernah gue alamin. Ngerasa dirinya selalu sendirian, giliran ada
yang peduli, ditolak. Selalu dah begitu, tapi gue percaya kok selama masih ada
Tuhan hal kaya begitu bisa ditembus sama satu hal yang namanya kasih.
Meskipun begitu, gue masih sering merasa inferior, entah
kenapa.. Gue ngeliat dia kok kayaknya jauh banget ya untuk digapai.. Maksud
gue, coba liat gitu ada beberapa hal yang dia menang telak dari gue.. Gue gak
tau jelas dengan siapa aja dia bergaul dan gimana, tapi jujur, kayaknya lebih
sendirian dan menyendiri gue sampe sekarang ini. Jadi masalahnya nambah, apakah
gue juga masih membutuhkan bantuan?
Meskipun begitu, meskipun gue juga struggle dengan masalah
gue sendiri, meskipun gue juga sedang mencari apa yang mereka bilang “true
friend” itu, gue akan tetep mengasihi siapapun, siapapun! Yang mau
mengapresiasi atau setidaknya menganggap gue itu ada. Dan puji Tuhan,
orang-orang itu sepertinya udah disediain Tuhan di depan mata, dan gue pada
akhirnya bersyukur karena doa gue dijawab Tuhan :)
Pada akhirnya, gue cuma mau bilang ke semua orang yang baca
ini. Jangan berhenti mengasihi orang lain tanpa syarat! Sama seperti di Alkitab
bilang “seperti mengasihi dirimu sendiri.”, biarkan dirimu juga dikasihi orang
lain sebagaimana Tuhan udah ngasih bagian-bagian itu ke setiap kita, supaya
pada akhirnya, berkat Tuhan nyata dan mengalir bukan ke kamu aja, tapi ke orang
itu juga.
No comments:
Post a Comment