Hari ini gue mau bersaksi bahwa Tuhan Allah yang gue sembah
adalah Allah yang hidup.
Memang selama ini gue percaya kok sama Tuhan, gue juga
berserah penuh sama Yesus. Tapi selama ini juga ada separuh bagian gue, yang
gak percaya sama keberadaan Tuhan. Yang menganggap bahwa ini semua hanyalah
ilusi.
Siang ini gue bawa keraguan itu ke hadapan Tuhan. Gue nangis
waktu itu, entah kenapa.
“…Tuhan, meskipun hatiku dan rohku percaya dan berserah
sepenuhnya kepadaMu, maafkan Putra jika tubuh jasmani Putra masih meragukan
Engkau ya Tuhan…”
Kalimat gue yang gue inget dari doa tadi siang. Sebenernya
doa tadi siang adalah untuk komsel malam tadi, tapi entah kenapa Roh Kudus
mendorong gue untuk ngomong itu.
Ngomong-ngomong komsel, ya.. Komunitas Sel kepanjangannya.
Gue kangen komsel. Dan gue terbeban untuk masing-masing anggotanya. Gue
ngajakin mereka komsel hari ini. Gue bahkan berpuasa untuk itu. Tapi ternyata
respon mereka gak sepenuhnya positif.
Meskipun begitu, gue tetep aja bodo amat karena gue udah
bilang sama Tuhan, kalau gue berserah. Gue mau kemah pujian itu dipulihkan, dan
itu AKAN dipulihkan, meskipun gue sampai sekarang belum bisa melihatnya.
Dan tau gak? Gaada yang dateng J Apakah gue sedih? Enggak.
Secara mudah karena gue tau dari awal mungkin bisa jadi gak ada yang dateng
sama sekali. Puji Tuhan, ternyata Roh Kudus bener bener berhasil menang atas
godaan-godaan iblis yang bisa aja membuat gue jatoh.
Terus apa? Waktu itu setengah Sembilan malam. Gue harus
cepet cepet pulang karena kalau enggak, gabisa pulang kecuali naik angkutan
mahal atau jalan kaki. Perjalanan dari gereja ke kampung melayu emang gak
terlalu lama, tapi tetep aja, sampai di kampung melayu gak keliatan tuh 52
nongkrong.
Akhirnya yes, dengan bekal jajanan dari sevel, gue setia dah
tuh nungguin 52 dengan berharap penuh bahwa ini pasti ada dan gue pasti pulang
karena Tuhan yang menyediakan dan gue tau Tuhan baik. Kindly note that pada
saat ini, gue belum 100% percaya. Hati dan roh gue memang tau kebenaran dan
berusaha untuk terus hidup dan turut dalam firmanNya yang iya dan amin, tapi
pikiran manusia gue selalu mendorong gue untuk berpikir logis.
Waktu berlalu, gue mulai sakit kepala, pusing, pengen mandi,
lelah, karena habis ngajar dan gue bau. Waktu menunjukkan setengah sepuluh pas
dan gue pengen naik taksi aja rencananya. Bodo amat duit kebuang toh Tuhan yang
menyediakan, pikir gue awalnya.
Tapi you know what? Roh Kudus bilang tunggu 15
menit. Dan mungkin ada yang bertanya gimana caranya gue bisa denger
suara Roh Kudus? Apakah itu audible? Yakinkah kalau itu bukan suara hati gue?
Ya, pada awalnya gue juga berusaha untuk percaya bahwa itu cuma pikiran gue.
Tapi setelah gue sekarang benar-benar percaya, gue tau bahwa itu memang suara
Roh Kudus.
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua
yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang
sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu.” Filipi 4:8
Gue pengen sekali pulang. Gue gak tahan. Gelap-gelapan di
bawah pohon rindang sambil duduk di atas batu di samping tiang listrik di depan
orang tidur gak membuat gue nyaman. Tapi entah kenapa gue nurut. Menurut gue,
yaa lima belas menit lagi apa salahnya sih. Inget, gue sudah percaya, tapi
belum sepenuhnya percaya.
Atas apa yang telah terjadi di dalam hidup gue, dari awal
kisah pertobatan gue, belum ada yang membuat gue sepenuhnya percaya sampai tadi.
Sepuluh menit lagi, tujuh menit lagi, lima menit lagi. Dan
gue makin semangat pulang!! Gue mulai berpikir apa gue pulang sekarang aja ya?
Tapi Roh Kudus bilang, tunggu.
Dan percayalah, gue bener bener ngomong ke diri sendiri “Ya
Tuhan aku menunggu tapi apa yang aku tunggu? What have I been waiting for?” di
tempat itu. Gue gak peduli sih, udah kebiasaan begitu dimana-mana.
21:44. Gue capek, pengen pulang. Tapi Roh kudus masih bilang
tunggu.
Sampai akhirnya 21:45. Gue bener bener gak mengharapkan
apa-apa. Sebelumnya, batre hape gue sudah 4%; bisa mati kapan saja. Hal
terakhir yang bisa gue lakukan saat itu adalah gue pengen minta tolong aja sama
Bang Yogi supaya gue nginep aja lah di rumah dia lewat whatsapp. Rumah dia di kampung melayu
soalnya, dan dia baru pulang kerja jadi ga bisa ikut komsel. Kalo gue minta
nganterin pulang gue gakmau soalnya dia kan baru pulang kerja.
You know what? I believed in miracle before. Tapi.. Gue baru
tau ternyata mujizat tuh gak cuma terbatas di “yang-lumpuh-berjalan-yang-buta-melihat”.
Saat itu baru gue bener bener mengaku dan percaya mujizat itu emang ada.
21:45. Gue nengok ke sebelah kiri gue. Gue melihat seseorang
yang kok kayaknya gue kenal. Dari cara jalannya kok khas banget ya. Lagi megang
gelas pepsi. Bang Yogi!!!! Gue bener bener kehilangan kata-kata. Di saat itu
kepala gue udah gak tau mau ngomong apa. Gue masih terkejut. Wow. Gue bahkan
gaktau harus nyapa apa saking terkagumnya sama Tuhan. Dan tau apa? Kalimat
pertama yang ia lontarkan adalah..
“HAHAHAHA kasian si Putra.. Sini gue anterin pulang.”
Dan yea, gue udah gatau lah mau ngomong apa. Gue iya aja
deh. Gak komen. Bahkan sampai gue menulis ini, gue masih sangat sangat sangat
terkagum sama Tuhan.
Kalian tau? Selama ini gue belum tau arti firman ini..
“Sebab sekalipun TIDAK ADA DASAR untuk berharap, namun
Abraham berharap juga dan PERCAYA, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut
yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Roma
4:18
“IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3:11
Ini keren banget.
Selama ini gue merasa meskipun gue berdoa dan apakek gue
harus tetep berusaha sendiri supaya apa yang gue lakukan sukses. But today, God
has just showed me that He’s real. Dia bener bener nyata. Dan Dia bener bener
berkenan atas gue yang berdosa ini. Yang meskipun malem ini minta maaf tapi
besok malemnya masih minta maaf. Dia bener bener adalah gembala yang baik. Dia
bener bener Tuhan.
Tuhan Allah yang gue sembah bener-bener adalah Allah yang
hidup.
Dan mungkin ada yang kesel gitu ya, kok kayaknya gue lebay
banget gitu kok ketemu orang terus nawarin dijemput kok dimetaforakan sebegitu
besarnya. Well, terserah kamu mau percaya itu kesaksian atau metafora. Kalau kamu
percaya bahwa kamu bernafas menghirup oksigen, yang bahkan oksigen itu gak bisa
kamu lihat dan kamu ga bisa hidup tanpanya, masa kamu gak mau percaya atas
Tuhan yang telah mati untuk semua dosa-dosamu? Wow. He’s real. He IS REAL. DAMN
REAL.
Dan gue bersyukur. Bener bener bersyukur.
Juga buat komsel. Karena meskipun bener bener gak ada dasar
untuk berharap. Karena sekalipun gak ada yang dateng. Gue bener bener percaya
bahwa waktunya telah dekat dan akan genap. Bahwa rencananya akan dinyatakan dan
pada akhirnya Tuhan dimuliakan.
Sekarang memang kesannya badai kok gede banget ya, but well,
I have a Lord God that live. Gue punya Tuhan Allah yang hidup kok. Dia adalah
kasih. Dan Dia telah begitu mengasihi gue sampai Dia rela mati buat gue.
Dia mati buat gue, sekarang gue hidup buat Dia.
Gue akan memulai menulis lagi. Gue mau merapikan memori gue
dari sebelum gue lahir baru sampai gue bisa ada di sini sekarang.
Untuk apapun, terima kasih Yesus. Gue harap siapapun yang
baca ini terberkati karena Dia, diberitakan. J
No comments:
Post a Comment