Hei, ini setengah satu, gue punya banyak tugas, besok harus pagi, dan yang gue lakukan adalah di sini, di blogger, berusaha untuk mencurahkan seluruh apa yang ada.. Emangnya ada apa? Kok mendadak begini? Well, gak apa-apa.. Gue cuma bersyukur aja.. Setiap kalo gue posting gue pasti selalu bilang "well, banyak hal telah terjadi sejak, ...", dan gue akan bilang lagi sekarang. Banyak hal telah terjadi sejak terakhir postingan gue, dan gue cuma bisa mengucapkan satu hal: terima kasih Tuhan Yesus.
Gue cuma mau bilang (trust me kayaknya kata cuma itu cuma intermezzo doang) kalo Tuhan itu baik banget meen. Dia menjawab doa. Dia telah menjawab doa gue. You see, ngeliat ke belakang sejenak, gue bersyukur bahwa Tuhan menarik paksa gue keluar dari itu semua. Gue sebagaimana gue ada sekarang, itu hanya karena Tuhan Yesus semata.
Satu hal yang seringkali membuat gue terenyuh dan terharu adalah satu pergumulan yang udah lama banget gue gumulkan, dan gue melihat bahwa Tuhan telah menjadikannya indah. Sebelum gue masuk ke Biologi FMIPA UI, gue adalah seorang yang punya sedikit teman.. Mungkin kurang dari 10 orang teman asli, itupun belum bisa dibilang teman yang bisa diajak gila-gilaan tiap hari. Semester 1 berlalu, gue merasa diperkenalkan dengan orang-orang keren dan luar biasa dan berbakat yang mana gue pikir mereka bisa menjadi my inner circle, ternyata enggak. Semester 1 gue dilewati ya gitu aja, monoton. Monoton dalam artian gue gak punya siapa-siapa di situ. Meskipun begitu, semester 1 gue luar biasa indah karena banyak pertolongan Tuhan yang gue alami di situ.
Jujur, setelah mempertimbangkan bahwa mungkin gue gak akan bertahan di sini, karena gue gak punya seorang teman karib yang akan berjalan bersama dengan gue sampai pada akhirnya, gue berminat pindah aja. Ke kimia mungkin, yang dari luar udah keliatan kalau kompak. Di sini, di departemen ini, yang mana 90% nya perempuan dan 90% juga yang mau pindah ke fakultas lain, di mana lo adalah minoritas dari minoritas, nyari temen itu susah banget. Gak peduli sebetapa "real" nya elu ke orang, kayaknya sih ada beberapa orang yang mungkin suatu saat nanti gue akan bersyukur bahwa gue tidak dekat dengan mereka. Di tambah lagi, di sini gue dicap ambis. Semata-mata karena gue serius dan mendalami ilmu pengetahuan alam, di fakultas ilmu pengetahuan alam. Agak ngawur kan??
Yea, ngawur. Tapi gue gak mau mengeluh malam ini. Gue mau bersyukur. Semester 2, gue mengawalinya dengan lesu. Dan dengan berulang kali berdosa. Yang sama. Lagi. Ditambah lagi kaki gue terkadang sakit banget akibat mungkin kambuh atau jalan terlalu banyak atau kecapekan atau apa lah. Sekarang, gue mulai ngeliat siapa friend siapa brother. siapa student, siapa worker. siapa master, siapa leader. Puji Tuhan, gue ketemu sama seseorang temen di sini yang gue bersyukur banget bisa berteman dengannya.
Kenapa? Apa dia seinspiratif itu? Atau mungkin charming? Atau mungkin seorang terkenal? Atau sebegitu pintarnya kah?
Enggak, dia cuma orang biasa. Maksud gue, gue bahkan gak tau apakah nanti di awal semester 3 gue akan jadi renggang lagi seperti semua hubungan pertemanan yang gue coba jalin: kuat di awal, renggang di akhir. Tapi meskipun gue gak tau hal itu, meskipun mungkin pada akhirnya gue bakal berakhir sendirian lagi berjalan kesakitan atau penuh keluh kesah di tengah itu semua, gue masih akan punya Tuhan. Dan saat ini gue cuma mau bersyukur bahwa gue gak sendirian. Setidaknya, meskipun gak ada pernyataan yang terungkap bahwa dia/mereka peduli atau meskipun mereka ternyata gak peduli, gue tetep mengucap syukur dengan luar biasa.
Lo gak tau bagaimana rasanya, tapi ngerjain tugas sendiri sama bareng-bareng itu beda. Pendapat dan ilmu yang dikeep sendiri sama yang lo bagiin secara random ke orang-orang itu beda. Peduli, dengan saling peduli, rasanya beda.
Dia belom begitu pintar, dia gak cakep (setidaknya gue bilang begitu), dia belom juga terkenal, charming enggak receh iya. Sekarang gue tau kenapa kerap kali Tuhan lebih memilih orang yang kekurangan, orang yang rendah hati, orang yang membutuhkan daripada orang-orang yang udah punya semuanya. Jujur, gue sekarang jadi benci orang pintar. Gue gak mau jadi pintar. Orang pintar gak punya temen. Mereka sendirian. Kerap kali gue kadang berpikir dan bahkan melihat langsung banyak orang bajunya rapih dewasa gadget keren tapi sendirian. Apakah gue akan jadi seperti itu nanti? Oh Tuhan, aku gamau. Aku butuh teman. Teman seperjuangan. dan Kau telah memberikannya padaku.
Ini yang membuat gue memikirkan lagi semuanya. Gue mulai tanya-tanya sama semua orang apakah semua orang tersebut bakal pindah dari sini. Dan gue gak bisa lebih sedih lagi saat gue mengetahui bahwa biologi UI 2015 tahun depan bisa berkurang lebih dari setengahnya. Tapi gimana ya, gue bisa banget ngeluh. Tapi sekarang ini, gue terharu karena Tuhan baik. Itu aja. Kalau dia bisa jawab doa gue yang sudah lama gue gumulkan, dia juga bisa menjawab grand prize igem. bisa juga menjawab juara 1 olimpiade biologi.
Gue mungkin gatau kedepannya gimana, gue sudah pasti bukanlah kandidat teman yang baik apalagi sempurna. Tapi satu hal yang gue tau pasti: Tuhan Yesus baik.
dan Dia cukup bagiku.
No comments:
Post a Comment