Tuesday, May 24, 2016

Dear friend

Teruntuk, temanku yang sedang bersiap untuk terbang tinggi ke udara melawan badai kehidupan.

Halo, kawan.
Kau mungkin tak akan pernah membaca tulisan ini.
Tapi biarkan ku berpuisi dan bersyukur dalam tulisan ini, ya?
Satu masa hampir berakhir, dan ku bersyukur kepada Tuhan bahwa pada akhirnya aku bisa mendapatkan seorang kawan.
Maksud ku, sungguh, ku bersyukur aku bisa berkenalan dengan mu, teman.
Awalnya kupikir aku akan sendirian selamanya, menjalani takdir pahitku yang tak dapat dihindari lagi.
Belajar sendiri. Bermain sendiri. Hidup sendiri. Melawan arus kehidupan sendiri.
Tapi, kawan. Terima kasih.
Sungguh, terima kasih! Aku serius.
Sesungguhnya ada dua orang kawanku lagi yangmana aku sama bersyukurnya kepada Tuhan Allahku karena mereka, tetapi untuk saat ini, hanya Tuhan yang tahu kepada siapa tulisan ini ditujukan.
Kau memulainya dengan rendah.
Sangat rendah.
Bahkan kau bukan siapa-siapa saat kuberjumpa denganmu.
Kau seperti seorang anak yang di dalam pikirannya hanya ingin bermain.
Dan mungkin sekarang masih seperti itu, ya?
Tapi entah itu benar atau tidak, kau telah berubah, kawan.
Dan sebuah perubahan ke arah yang sangat baik.
Sangat sombong bagiku jika kubilang perubahan itu terjadi karena tindakanku.
Sesungguhnya kaulah yang merubah dirimu sendiri sobat.
Dan kau berhasil.
Selamat!!
Maksudku, selamat!!!
Di saat ku menulis ini, ku berusaha menahan air mata yang jatuh karena aku bahagia atas apa yang terjadi, dan sedih akan apa yang akan datang.
Teman, apa yang kau alami hari ini hanyalah sebuah permulaan dari perjalanan beratmu.
Sebuah perjalanan berat, yang akan membentukmu lebih lagi menjadi pribadi yang hebat.
Dan kau tahu? Aku bersyukur kepada Tuhanku karena itu.
Karena Dia telah mempertemukanku denganmu.
Dulu, di tengah malam yang sepi, di saat aku sendiri, dan aku tak tahan lagi, aku meminta kepada Tuhanku sebuah hubungan yang tulus, penuh kasih, seperti Daud dan Yonatan.
Sebuah hubungan yang berkenan di mata Tuhan, yang tidak melenceng dari jalannya yang benar.
Sebuah teman yang sejati.
Dan aku mendapatkannya.
Atau tidak?
Masa hampir berakhir kawan.
Setelah waktu yang baru dimulai kembali, aku tidak dapat menjamin apa yang akan terjadi.
Bahkan aku tidak tahu kemana arahku berjalan.
Maksudku, dengan segala kesibukan dan tanggung jawabmu, muncul hal-hal besar lain yang menunggumu di depan sana.
Itu baik, dan aku turut senang.
Tapi itu tersedia untukmu saja, kawan.
Jika itu terjadi, pergilah, kawan.
Terbanglah dengan sekuat tenaga.
Capai tingkat tertinggi itu.
Aku tidak akan menghalangimu lagi.
Sebab tidak pernah aku menjadi gurumu, tetapi kita selalu ada di tingkat yang sama.
Karena kau adalah temanku.
Dan maksudku, aku tahu, bahwa saat itu terjadi, aku akan sendirian.
Dan kuberi tahu kepadamu, kawanku.
Di saat aku sendirian, itu sakit. Dan itu membunuhku.
Tapi itu tak apa.
Aku pernah sendirian.
Dan aku mampu lakukan lagi.
Tak ada yang tahu apa yang akan memulai waktu yang baru itu.
Entah kau tinggal atau pergi melayang jauh.
Tapi sesuatu di dalam benakku berkata bahwa kau akan jadi orang yang hebat.
Dan aku akan selalu mendukungmu, kau tahu?
Karena bagaimanapun juga, tanpa kau sadari, kau juga telah membantuku dengan luar biasa.
Menjadikanku manusia yang seutuhnya.
Kawanku..
Pada saat ini, aku tak meminta sama sekali belas kasihanmu.
Terlalu egois bagiku untuk memintamu tinggal.
Hanya satu pintaku saja, kawan.
Di atas nanti, saat kau telah berhasil menerjang badai kehidupan itu.
Di saat setelah jerih payah dan keringatmu telah terbayar lunas.
Jangan lupakan aku, kawan.
Jika Tuhan mengizinkan, aku akan sempat melihatmu di atas sana nanti.
Soaring dengan kekuatan panas bumi.
Dan aku akan menjadi orang yang paling bangga saat itu.
Dan sekali lagi, aku berterima kasih.
Untuk semuanya.
Sungguh, tidak ingin ku berjalan sendiri lagi.
Aku sudah muak sendirian.
Dan aku tidak mau melewati hal yang sama lagi.
Tapi jika kau memang harus pergi, kawan.
Maka pergilah.
Terbanglah.
Bebaslah.
Aku baik-baik saja.
Mungkin aku akan sendirian.
Sangat amat sendirian.
Mungkin pada akhirnya tubuhku akan penuh luka.
Dan aku mungkin tidak akan bertahan sampai akhir.
Tapi jika aku bertahan sampai akhir, temanku.
Ketahuilah bahwa aku pun telah terus mengasah kemampuanku.
Jika pada akhirnya akupun bertahan.
Dan Tuhan mempertemukanku denganmu lagi.
Let's go against all odds.

Dari temanmu, yang mengasihimu dengan luar biasa.
Putra Mahanaim Tampubolon.

Monday, May 16, 2016

17/5/2016

Gue takut.

Yea, ada 365 kalimat "jangan takut" di alkitab yang harusnya gue pegang teguh, dan gue percaya itu, tapi saat ini gue gatau lagi, gabisa menahannya, dan gue harus bilang gue takut. Ah, Tuhan. Maafkan aku, orang yang kurang percaya ini.

Hal yang lebih menakutkannya lagi adalah, gue gak tau apa yang gue takutkan. Terlebih lagi, sesungguhnya gue udah tau solusi untuk semuanya, tetapi entah kenapa, gue masih takut.

Saat gue berpikir lagi saat ini, bahkan gue gabisa mencerna sebenernya gue takut sama apa, atau siapa. COret takut akan setan atau sejenisnya karena gue sungguh-sungguh gapeduli akan hal itu, dan kalopun ketemu satu, akan gue bakar dengan firman Tuhan hahaha. Lah, itu barusan bisa ngomong gitu, kok masih takut sih?

Entahlah, gue gak tau. Yea, mungkin gue kurang deket ke Tuhan, itu aja. Harusnya gue tau bahwa bersamaNya gue bisa melewati semua. Tapi menuangkan isi hati gak ada salahnya kan? Kepada siapa gue harus mencurahkan isi hati gue lagi, di saat yang lain sibuk sendiri, dan banyak alasan lainnya?

Jujur, saat gue mengetik ini, jantung gue berdebar amat keras, dan gue bisa merasakan adanya adrenaline rush, tanda gue beneran takut. Tapi takut akan apa???? Oke, ayo coba berpikir jernih..

Mungkin alasan terbesar gue takut adalah gue takut akan masa depan yang gak pasti? Aduh, gue jelas tau bahwa Tuhan memegang hidupku, lalu kenapa takut sih?

Ayo coba cari alasan lainnya, mungkin gue takut ditinggalkan semua orang dan jadi sendirian? Yea, ini mungkin terjadi, tapi kalopun terjadi, terus kenapa? lu udah pernah sebelumnya, dan lu selamat, you'll be ok, but it hurts. Yea, mungkin ini..

Ayo coba cari yang lain.. Mungkin lu takut nilai lu jetot? Sebenernya, setengah iya. Setengah lagi yang lain adalah gue gak peduli akan nilai lagi.

Mungkin lu takut sama waktu lu di masa depan? Ya, ini gabisa dipungkiri. Dan mungkin ini alasan kenapa gue agak gemeteran nulis ini. Gue diperhadapkan dalam suatu kondisi stagnansi, dimana kondisi ini gue sendiri yang memilih. Sebuah kondisi, dimana semuanya gak gue banget. Seakan gue dipaksa untuk berubah. Ya Tuhan, aku takut. Sementara di saat yang sama, orang-orang meroket melejit, kenapa gue memilih kegiatan-kegiatan ini yang membuat gue stagnan? Gue dilema, dan sesungguhnya gue bingung kenapa di awal gue memilih untuk setuju. Maksud gue, yaampun! gue butuh waktu! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Jujur, sekarang gue stress dan tertekan. Secara harfiah, waktu gue itu udah terblokade untuk semua tugas dan tetek bengek yang harus gue kerjakan. Untuk apa sih? OH GOD I can't. Semua ini seakan-akan melawan diri gue yang paling sejatinya. Bagaikan gunung yang gak dapat bergerak melawan tenaga yang gak dapat dihentikan, gue takut pada akhirnya, diri gue ini hancur. Entah secara fisik, mental atau apapun itu.

Ditambah dengan kesepian dan kesendirian ini, juga semua tugas rumah, kebutuhan ekonomis, dan sebagainya. Tapi ayolah!!!!!!!! Andalkan Tuhan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! maksud gue, ayolah, susah banget sih untuk percaya???? pada saat ini, ada perang antara jiwa dan raga ini.. Dan jujur, gue jadi stress, tertekan dan depresi karenanya.

Gue tau bahwa ada Tuhan, ada Yesus yang sanggup dan selalu menolongku. Tapi kenapa susah sekali untuk percaya? Gue pernah percaya sebelumnya, dan gue pernah merasakan mukjizat sebelumnya. lalu kenapa susah sekali untuk percaya kepada hal yang sama lagi? Ya Tuhan, ampuni aku. Pada saat ini, ku benar-benar butuh bantuan mu, Tuhan..

Tapi, coba pikir ini, tra. Calm the fuck down for a moment. ayo bahas pelan-pelan.

Lo takut sendirian? Gak akan dipungkiri, bahwa bahkan temen terdekat lu akan meninggalkan lu. Dan gue jujur, sudah mulai melihatnya. Terus apa? Lu gabisa membiarkan mereka tinggal. Dan yaudahlah, ayo, punya kasih untuk mengampuni. MASIH ada TUHAN. dan itu cukup. serius.

Lo takut gapunya waktu? Iya, gue tau pilihan ini gakbisa mundur. Dan sebagai konsekuensinya, lu akan kerja keras mati-matian untuk hal bodoh dan gak penting, semata-mata karena lu pengen bantuin orang di awal. karena lu gak bisa nolak. Tapi, yaudahlah. Yea, kerja keras dan capek itu gak bisa dihindari. Dan ya, mungkin lo akan capek sendiri. Lo bakalan selalu pulang malem sendiri. Mikirin itu aja udah cukup depressing. Tapi yaudahlah. Mau gimana lagi? Pada akhirnya, TUHAN doang yang akan selalu berjalan bersama lu, tra. maksud gue, coba pikir lagi. Lo PASTI capek, tapi kekuatan itu pasti ada. dan minta terus untuk diperbaharui. Ayolah, lo pasti bisa. Jangan depresi!!

Percaya aja. Percaya. Percaya!!!!!! Bahkan saat lu gatau lu harus percaya kepada apa, pegang teguh firmanNya, udah, itu aja, titik. jangan pikirin yang lain, jangan khawatir.

Lo takut tugas lo kebanyakan, lo takut gak kelar? Semua tugas-tugas itu, dan lu harus mengerjakannya sendirian? Yea, itu berat, tapi inget, TUHANKU terlebih besar. Ayolah, sadar, ayo sadar!! pada akhirnya, meskipun bahwa lo harus menghadapi semua tugas dan tanggung-jawab itu sendirian, apa salahnya? lo pernah melakukan yang lebih besar, dan sendirian pula. Inget, putra, bahwa lo punya TUHAN. Ada YESUS. ada ROH KUDUS yang akan selalu setia menuntunmu dengan kasih.

Ayolah, putra. Jangan takut. Percaya aja. Masih ada Tuhan. Lo bisa. Lo gak sendirian. Lo punya Tuhan. Jangan andalkan diri lu sendiri, apalagi orang lain. Andalkan Tuhan.

Meskipun pada akhirnya, lo akan selalu berjalan malam-malam melewati samping balairung sendirian, di kereta sendirian, di gojek sendirian, di mana-mana sendirian, yaudahlah! jangan ngeluh! fokus ke berkat-berkatnya aja gimana? ayo, pasti ada jeda dimana lu bisa mengembangkan kapasitas lu lebih lagi? atau waktu dimana lu bisa lebih dekat kepada Tuhan lagi? jangan nyerah, put. apalagi dengan hati lu. Jangan biarkan hati ini terpengaruh apalagi jadi berubah karena lingkungan sekitar. Tetaplah tulus, dan tetaplah mengasihi. Senantiasa mengajar dengan sukarela. Buat relasi yang tulus sebanyak mungkin. Bodo amat kalo pada akhirnya mereka pergi, semua orang selalu pergi, cuma Tuhan Yesus yang tetap tinggal. Tapi tetaplah jadi terang di tengah kegelapan, meskipun terang itu sekarat. Ayo, putra. Siapa lagi yang bisa jadi Putra kalau bukan Putra?

Lain kali, saat rasa depresi itu datang dan lu mulai capek, jangan pelarian ke game apalagi pornografi, inget! gak ada untungnya. Kembali ke kasih yang mula-mula. Kembali inget bahwa ada seorang pribadi yang udah rela mati bagi lu, untuk membayar semuanya buat hidup lu sekarang. Dan kembali ingat, bahwa itu semua cukup. Dan Ia masih mengasihimu. Dan Ia gamau ngeliat lu takut begini. Dan Ia selalu memberikan kelegaan. Dan Ia selalu setia menolong.

Ayo Putra.

Mengutarakan pikiran kaya begini itu gak salah.

Yang salah adalah kalo respon lu tidak sejalan dengan hal2 yang udah tau harus lu perbuat.

Itu yang selalu lu bilang ke orang-orang kan?

Ayo, tra. Ayo tetap berjalan.

Pada akhirnya, saat lu ga mampu lagi untuk berjalan, saat bahkan lu ga mampu untuk menapakkan kaki yang satu di depan kaki yang lain, ada Tuhan. ada Tuhan yang akan dengan sigap menggendongmu dan membawamu berjalan, sebagaimana Ia telah dan selalu menemani berjalan sampai sejauh itu. Ia mengasihimu, Putra, jangan lupain itu. Lu mungkin lemah, tapi dia amat kuat. Karena firman Tuhan hidup dan kuat. Inget itu. Lu gak akan pernah ditinggalkannya sendirian. Ayolah, jangan tawar hati!! Ada Tuhan!!!!!!!!!! Daripada lu khawatir, bagaimana kalo mendekat ke Tuhan aja?

Tetap semangat ya,

Bukan karena lu harus semangat, atau apa, apalagi kalo harus semangat karena orang lain..

Tetaplah semangat, tra

Karena Tuhan belum menyerah sama kamu,

Jadi jangan menyerah, ya!

Di saat tiada jalan, tetep percaya bahwa Tuhan akan buka jalan. Di saat pintu-pintu tertutup, percayalah akan ada pintu yang dibukakanNya. Karena janji Tuhan iya dan amin. Udah, itu cukup. Jangan pikirin pendapat orang lain. Bodo amat lah sama penghargaan, apalagi jabatan. lo gak butuh semua itu putra. di dalam hati lu, lu tau bahwa yang lu inginkan adalah menyenangkan hati Tuhan, ya kan? Maka dari itu carilah dahulu kerajaanNya dan segala isinya. Udah, itu aja. Jangan yang lain-lain.

Dan aku percaya, yang pada akhirnya mengubah alur tulisan ini jadi begitu, bukan aku, tapi engkau, Tuhan.

Makasih ya Tuhan, untuk semuanya.

Aku gak akan menyerah, Tuhan.

KarenaMu, Yesusku.

Terima kasih.

Saturday, April 2, 2016

H-10

Hei, ini setengah satu, gue punya banyak tugas, besok harus pagi, dan yang gue lakukan adalah di sini, di blogger, berusaha untuk mencurahkan seluruh apa yang ada.. Emangnya ada apa? Kok mendadak begini? Well, gak apa-apa.. Gue cuma bersyukur aja.. Setiap kalo gue posting gue pasti selalu bilang "well, banyak hal telah terjadi sejak, ...", dan gue akan bilang lagi sekarang. Banyak hal telah terjadi sejak terakhir postingan gue, dan gue cuma bisa mengucapkan satu hal: terima kasih Tuhan Yesus.

Gue cuma mau bilang (trust me kayaknya kata cuma itu cuma intermezzo doang) kalo Tuhan itu baik banget meen. Dia menjawab doa. Dia telah menjawab doa gue. You see, ngeliat ke belakang sejenak, gue bersyukur bahwa Tuhan menarik paksa gue keluar dari itu semua. Gue sebagaimana gue ada sekarang, itu hanya karena Tuhan Yesus semata.

Satu hal yang seringkali membuat gue terenyuh dan terharu adalah satu pergumulan yang udah lama banget gue gumulkan, dan gue melihat bahwa Tuhan telah menjadikannya indah. Sebelum gue masuk ke Biologi FMIPA UI, gue adalah seorang yang punya sedikit teman.. Mungkin kurang dari 10 orang teman asli, itupun belum bisa dibilang teman yang bisa diajak gila-gilaan tiap hari. Semester 1 berlalu, gue merasa diperkenalkan dengan orang-orang keren dan luar biasa dan berbakat yang mana gue pikir mereka bisa menjadi my inner circle, ternyata enggak. Semester 1 gue dilewati ya gitu aja, monoton. Monoton dalam artian gue gak punya siapa-siapa di situ. Meskipun begitu, semester 1 gue luar biasa indah karena banyak pertolongan Tuhan yang gue alami di situ.

Jujur, setelah mempertimbangkan bahwa mungkin gue gak akan bertahan di sini, karena gue gak punya seorang teman karib yang akan berjalan bersama dengan gue sampai pada akhirnya, gue berminat pindah aja. Ke kimia mungkin, yang dari luar udah keliatan kalau kompak. Di sini, di departemen ini, yang mana 90% nya perempuan dan 90% juga yang mau pindah ke fakultas lain, di mana lo adalah minoritas dari minoritas, nyari temen itu susah banget. Gak peduli sebetapa "real" nya elu ke orang, kayaknya sih ada beberapa orang yang mungkin suatu saat nanti gue akan bersyukur bahwa gue tidak dekat dengan mereka. Di tambah lagi, di sini gue dicap ambis. Semata-mata karena gue serius dan mendalami ilmu pengetahuan alam, di fakultas ilmu pengetahuan alam. Agak ngawur kan??

Yea, ngawur. Tapi gue gak mau mengeluh malam ini. Gue mau bersyukur. Semester 2, gue mengawalinya dengan lesu. Dan dengan berulang kali berdosa. Yang sama. Lagi. Ditambah lagi kaki gue terkadang sakit banget akibat mungkin kambuh atau jalan terlalu banyak atau kecapekan atau apa lah. Sekarang, gue mulai ngeliat siapa friend siapa brother. siapa student, siapa worker. siapa master, siapa leader. Puji Tuhan, gue ketemu sama seseorang temen di sini yang gue bersyukur banget bisa berteman dengannya.

Kenapa? Apa dia seinspiratif itu? Atau mungkin charming? Atau mungkin seorang terkenal? Atau sebegitu pintarnya kah?

Enggak, dia cuma orang biasa. Maksud gue, gue bahkan gak tau apakah nanti di awal semester 3 gue akan jadi renggang lagi seperti semua hubungan pertemanan yang gue coba jalin: kuat di awal, renggang di akhir. Tapi meskipun gue gak tau hal itu, meskipun mungkin pada akhirnya gue bakal berakhir sendirian lagi berjalan kesakitan atau penuh keluh kesah di tengah itu semua, gue masih akan punya Tuhan. Dan saat ini gue cuma mau bersyukur bahwa gue gak sendirian. Setidaknya, meskipun gak ada pernyataan yang terungkap bahwa dia/mereka peduli atau meskipun mereka ternyata gak peduli, gue tetep mengucap syukur dengan luar biasa.

Lo gak tau bagaimana rasanya, tapi ngerjain tugas sendiri sama bareng-bareng itu beda. Pendapat dan ilmu yang dikeep sendiri sama yang lo bagiin secara random ke orang-orang itu beda. Peduli, dengan saling peduli, rasanya beda. 

Dia belom begitu pintar, dia gak cakep (setidaknya gue bilang begitu), dia belom juga terkenal, charming enggak receh iya. Sekarang gue tau kenapa kerap kali Tuhan lebih memilih orang yang kekurangan, orang yang rendah hati, orang yang membutuhkan daripada orang-orang yang udah punya semuanya. Jujur, gue sekarang jadi benci orang pintar. Gue gak mau jadi pintar. Orang pintar gak punya temen. Mereka sendirian. Kerap kali gue kadang berpikir dan bahkan melihat langsung banyak orang bajunya rapih dewasa gadget keren tapi sendirian. Apakah gue akan jadi seperti itu nanti? Oh Tuhan, aku gamau. Aku butuh teman. Teman seperjuangan. dan Kau telah memberikannya padaku.

Ini yang membuat gue memikirkan lagi semuanya. Gue mulai tanya-tanya sama semua orang apakah semua orang tersebut bakal pindah dari sini. Dan gue gak bisa lebih sedih lagi saat gue mengetahui bahwa biologi UI 2015 tahun depan bisa berkurang lebih dari setengahnya. Tapi gimana ya, gue bisa banget ngeluh. Tapi sekarang ini, gue terharu karena Tuhan baik. Itu aja. Kalau dia bisa jawab doa gue yang sudah lama gue gumulkan, dia juga bisa menjawab grand prize igem. bisa juga menjawab juara 1 olimpiade biologi.

Gue mungkin gatau kedepannya gimana, gue sudah pasti bukanlah kandidat teman yang baik apalagi sempurna. Tapi satu hal yang gue tau pasti: Tuhan Yesus baik.

dan Dia cukup bagiku.

Monday, January 18, 2016

God healed my ear!

Malam hari ini I just can't help myself but to thank Jesus Christ.

Ada banyak hal yang harusnya gue cerita dan buka di sini, tapi top list hari ini adalah ini.

It's been almost a year that I had this otitis media/tuba katar thing yang gue gak tau kenapa dan gue gak bisa denger di telinga kanan gue.

Tapi tadi, saat baru mau mulai firman di ibadah puasa sukacita yobel, gue bener-bener masih kagum sama Tuhan hari ini.

"God is telling me that there is one person in this room with trouble with hearing."

Gue langsung kaget, dan gue jujur sukacita banget berasa dapet jackpot.

"Is there anybody here who has trouble hearing? Like numbness in your ear. If  you have please raise your hand."

WOW dan gue langsung tanpa basa-basi ngangkat tangan gue dan Pastor Linu Thomas selanjutnya bilang "come here brother."


Di depan, gue gemeteran, gue bener-bener gak tau apa-apa lagi. Tuhan Yesus sayang gue. Gue gak pernah berpikir untuk disembuhkan dengan cara begitu.

Kemudian Pastor Thomas membasahi tanggannya dengan minyak, dan dia mengurapi telingaku. Dan saat gue bilang mengurapi, telinga gue bener-bener berasa dicolok sama dia. Dan saat itu terjadi, wow, gue merasakan ada dorongan angin yang gue tau, itu pasti Roh Kudus, dan gue tumbang di sana.

Setelah beberapa saat tumbang di lantai dan berbahasa roh sambil ketawa tak terkontrol, gue disuruh bangun lagi. Dan ditanya, udah sembuh belom? Dan dengan semangat gue jawab, YES, I'VE BEEN HEALED, IT'S IMPROVING.

"How improved?"
"from 10% of hearing to 80% of hearing"
"wow praise the lord"

Dan disitu gue bener-bener sukacita luar biasa, bukan karena penyembuhannya aja, apalagi karena si pastor yang dari dubai, tapi karena Allahku sanggup melakukan perkara yang besar, yang gak pernah gue bayangin akan terjadi.

Kemudian dia menempatkan dirinya agak jauh dari gue, dan dia nyuruh gue tutup telinga yang berfungsi. Dan kemudian dia mengucapkan kalimat yang harus gue ikuti, untuk ngetes beneran apa enggak.

"God is good."
"God is good."


"God is love."
"What?"
"God is love."
"GOD IS LOVE. GOD IS LOVE!!!!"

dan satu gereja bertepuk tangan karena yea, Tuhan Yesus baik, titik.

Banyak hal yang mau gue ceritakan, apalagi ini sudah 2016.

Tapi post kali ini, gue cuma mau bilang, Tuhan itu setia. Maka jadilah setia. Terima kasih Tuhan untuk telah mengurangi karat di hati ini sedikit demi sedikit. For I believe in the end You'll make everything beatiful in your time. Makasih Tuhan, untuk kesembuhan ini. Meskipun baru 80%, wow, 100% akan datang sebentar lagi. Thankyou Lord Jesus, Thankyou for you.